Blog

KOTA BANDUNG – Kreativitas anak muda Bandung sungguh tak terbendung. Bahkan, sampah yang bagi banyak orang tak bernilai, dapat menjadi produk menarik di tangan seorang anak muda Bandung bernama Mochamad Saeful Rizki.

Beberapa produk yang dibuat Saeful yaitu jam dinding, jam tangan, sisir hingga meja. Keunikan datang dari corak warna barang-barang tersebut yang terbentuk dari proses pelelehan sampah plastik.

Ada empat jenis plastik yang dibuat Saeful, yaitu High Density Polyethylene seperti tutup botol, botol sampo dan botol sabun; Low-Density Polyethylene seperti kresek; Polypropylene seperti alat makan; Polystyrene seperti styrofoam.

Untuk menjadi produk menarik, proses pertama yang dilakukan Saeful adalah memilah sampah-sampah tersebut sesuai jenis dan warna. Kemudian, sampah dicacah, lalu dilelehkan dan dicetak dengan menggunakan mesin. Setelah itu, maka jadilah produk-produk yang diberi label newhun.

Untuk membuat satu buah jam tangan, kata Saeful, diperlukan 150 gram sampah dari 75 tutup botol. Sementara, satu jam dinding dibuat dari 500 gram sampah, sisir butuh 100 gram sampah, jam meja dari 150 gram sampah, dan meja terbuat dari 25 kilogram sampah.

Produk yang sudah jadi dijual dengan beraneka harga. Jam meja dijual seharga Rp 149.000, ham dinding Rp 279.000, dan meja kopi Rp 1,7 juta. Adapun, kursi dijual seharga Rp 980.000, dan jam tangan Rp 1,4 juta.

Produk-produk tersebut dilabeli dengan merek “newhun”. Pelafalan “newhun” mirip dengan kata “nuhun” dalam bahasa Sunda yang artinya terima kasih.

“Newhun artinya terima kasih. Terima kasih sudah bantu kamk untuk milah sampah,” kata Saeful dalam podcast Ngobrolin Citarum.

Newhun juga diambil dari kata “new” dan “honey” dalam bahasa Inggris yang berarti kesayangan baru. Dengan menyematkan label newhun, Saeful berharap produk-produknya menjadi barang kesayangan baru bagi pembeli.

Keresahan

Pembuatan produk-produk “newhun” berawal dari keresahan yang muncul saat Saeful melakukan kegiatan sosial di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang. Dia melihat tumpukan sampah di tempat tersebut.

Dari hasil risetnya, hanya 10 persen sampah plastik di dunia yang didaur ulang.

Dari peristiwa itu, dia berpikir untuk mengolah sampah menjadi produk yang menarik. Kegemarannya pada bidang desain sangat menunjang pembuatan “newhun”. Beberapa teman Saeful ikut bergabung untuk membuat produk-produk “newhun”.

Kedepan, Saeful ingin mengembangkan produk-produk “newhun” lebih bervariasi. Dia ingin membuat taman yang elemen-elemennya terbuat dari sampah plastik, seperti ayunan dan paving block yang terbuat dari plastik.*