Ancaman Polusi Udara Pada Tumbuh Kembang Balita

Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat untuk memahami bagaimana paparan terhadap bau sampah dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak, terutama balita yang memiliki sistem imun dan organ yang masih berkembang.
Balita adalah kelompok usia yang paling rentan terhadap dampak negatif polusi udara, termasuk bau sampah. Menurut dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, 90% anak-anak terkena polusi udara. Sehingga hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pernapasan hingga dampak jangka panjang pada perkembangan kognitif anak.
Sedangkan menurut dr. Efriadi Ismail, Sp.P (K), seorang Dokter Spesialis Paru dari FKUI, menjelaskan bahwa balita sangat rentang terhadap dampak negatif polusi udara. Selain itu, paparan polusi juga dapat memicu gangguan neurologis yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak.
“Polusi udara dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Mereka memiliki paru-paru dan sistem saraf yang masih berkembang,” ujarnya.
Darmawan B. Setyanto, Sp.A(K), Kepala Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menambahkan bahwa anak-anak bahkan sudah bisa terpapar sejak masih dalam kandungan ibunya. Paparan polusi udara ini melalui transplasental dari ibu yang terpapar.
Pada tiap sampah yang menumpuk secara perlahan menghasilkan berbagai polutan berbahaya. Proses pembusukan sampah dapat memproduksi gas metana dan zat-zat beracun lainnya yang mencemari udara.
Guna mengatasi permasalahan ini, Pemerintah Daerah Kota Bandung telah meluncurkan berbagai program untuk mengatasi masalah ini. Seperti Kang Pisman, Abah Timi, Optimalisasi Rumah Maggot dan program lainnya. Deretan program ini bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA yang diproduksi secara mandiri oleh masyarakat.
Oleh karenanya, untuk meminimalisir ancaman polusi udara akibat bau sampah terhadap tumbuh kembang balita, ini memerlukan banyak elemen. Mulai dari kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah secara mandiri hingga Pemerintahan Daerah Kota Bandung yang terus berupaya dalam menjalankan program-program yang berkaitan.
Dilain sisi, sebagai orang tua, penting untuk melindungi anak-anak dari paparan polusi dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan memastikan mereka tidak terpapar langsung terhadap sumber polusi.
Sehingga kesehatan dan tumbuh kembang balita dapat lebih terjaga. Dengan langkah-langkah preventif dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi generasi mendatang.
No Comment