Aplikasi Waste Management System Dorong Sekolah Semakin Semangat Kelola Sampah
Guru SDN 218 Sarijadi Khotib Fathoni mengatakan, pelaporan WMS menjadi tolak ukur langkah yang akan diambil sekolah. Ketika melihat volume sampah masih banyak, maka sekolah membuat kebijakan-kebijakan mengurangi sampah.
Salah satu kebijakan yang diambil yakni dengan mewajibkan siswa membawa tempat makan dan minum sendiri sejak Januari 2024. Pihak sekolah juga menyediakan air isi ulang bagi siswa. Dengan demikian, siswa mengurangi keinginan jajan di luar sekolah sehingga sampah residu berupa plastik makanan dan minuman berkurang.
Volume sampah residu di SDN 218 Sarijadi saat ini hanya 0,735 kilogram per pekan. Sampah ini lah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPS). Sebelumnya, volume sampah residu pernah mencapai 150 kilogram per bulan pada November 2022.
Adapun, sampah organik di SDN 218 Sarijadi 0 kilogram karena dikelola dengan berbagai teknik, seperti loseda dan bata terawang. Begitu pula sampah anorganik yang dijual ke pengepul sehingga tidak ada lagi sampah anorganik yang dibuang ke TPS.
“Dengan adanya kewajiban pelaporan, kami usahakan tekan timbulan sampah dengan upaya pengelolaan sampah,” kata Khotib melalui saluran telepon, Rabu (28/2/2024).
Selain SDN 218 Sarijadi, kewajiban pelaporan sampah juga membuat pihak SDN 267 Griya Bumi Antapani semakin menyadari masalah sampah. Berdasarkan pelaporan yang dibuat, pihak sekolah kemudian mengadakan penelitian kecil tentang jenis sampah dan bagaimana cara mengelolanya.
Guru SDN 267 Griya Bumi Antapani Yuda Utama menuturkan, laporan ke aplikasi WMS juga menjadi patokan penanganan sampah di sekolah. Apabila volume sampah naik, berarti ada masalah yang mengakibatkan kenaikan volume sampah.Biasanya, hal itu terjadi ketika ada acara di sekolah, seperti Market Day.
Selanjutnya, untuk mengantisipasi masalah yang sama terjadi lagi, pihak sekolah mengingatkan siswa agar membawa tempat makan dan minum sendiri pada saat ada acara di sekolah.
Adapun, jumlah sampah anorganik yang dilaporkan SDN 267 Griya Bumi Antapani dalam WMS sebanyak 1 kilogram per pekan.
SMPN 2 Bandung juga rutin setiap pekan melaporkan kegiatan pengelolaan sampahnya di aplikasi Waste Management System. Kepala SMPN 2 Bandung Erni Kustiani menuturkan, setiap pekan, volume sampah organik maupun anorganik yang terkumpul sekitar 100 kilogram.
Sampah organik kemudian dikelola menjadi kompos dan sampah anorganik diberikan kepada pengepul.
“Kami konsisten lapor pengelolaan sampah. Sampah selesai di satuan pendidikan karena kami pilah,” ujar Erni.
Kepatuhan sekolah-sekolah tersebut dalam mengelola sampah patut ditiru agar semakin minim sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah. Harapan agar Kota Bandung nol sampah pun bukan hanya menjadi mimpi.*
No Comment