Belajar Dari Kisah Inspiratif Mendapat Penghasilan dari Pemanfaatan Sampah

Tapi sobat jangan khawatir, ternyata sampah kini bisa dijadikan sebagai ladang penghasilan tambahan, lho. Hal ini terbukti dari beberapa kisah yang sudah banyak diterapkan oleh orang-orang diluar sana, dan terbukti menghasilkan. Mau tau caranya? Simak artikel ini hingga selesai yah, sob.
Ide bisnis pertama yang bisa sobat coba dari bahan dasar sampah adalah pembuatan Paving Block. Mungkin sebagian orang berfikir bahwa paving block hanya bisa tercipta ketika menggunakan bahan dasar tanah dan semen. Tapi lain hal dengan yang dilakukan oleh Yayasan Anak Oasis di Desa Jagaraga, Kediri, Lombok Barat.
Pada tahap uji coba, satu paving block dengan klasifikasi K-200 membutuhkan tiga kilogram sampah plastik atau setara dengan tiga karung sampah plastik. Dari bahan dasar tersebut, bisa menghasilkan tiga paving block. Proses pembuatannya sendiri dilakukan secara manual dengan alat tungku pembakaran seadanya loh, sob. Meski prosesnya terasa tidak mudah, tapi hasilnya bisa dirasakan.
Ide usaha berikutnya dari pemanfaatan kain bekas adalah produk cempal. Pernahkah sobat terpikirkan sisa kain-lain tersebut dirajut hingga menghasilkan satu barang utuh? Jika belum, sobat bisa melihat kisah dari Bank Sampah Ikhtiar Kota Bandung yang berhasil mendaur ulang kain-kain bekas menjadi barang berguna seperti, souvenir cempal dan souvenir ikat rambut dari bahan kain perca.
Lina Gusmantina, selaku Ketua Bank Sampah Ikhtiar menyampaikan bahwa semuanya bermulanya ketika ada sisa kain dari konveksi miliknya yang sudah tidak terpakai. Dengan kreativitasnya Lina membuatnya menjadi barang yang berguna dan malah bisa menjadi ladang penghasilan baru.
Agar lebih bervariasi, Lina membuat cempal dengan berbagai warna, seperti biru, hijau dan abu-abu. Untuk harga satu buah cempal, lina mematok dengan harga yang sangat ramah kantong, sebesar Rp. 5.000. Tidak hanya dijual ke warga sekitar, Lina mulai menjual secara online agar bisa menjangkau lebih banyak calon pembeli, menarik bukan sob.
Berikutnya adalah mengolah sampah menjadi produk furniture rumahan. Berbeda dari sebelumnya, sampah kali ini diolah menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual tinggi. Kisah ini datang pada Putu Eka Darmawan seorang mantan bartender di sebuah kapal pesiar Amerika Serikat pada 2016 silam.
Sebagai warga Bali, Eka bangga pada dirinya sendiri ketika “menjadi pemulung”. Pasalnya ia berhasil menjadikan kegiatan ini sebagai ladang usaha baru yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dari daur ulang, Eka berhasil membuat bermacam produk seperti jam tangan, furniture, bahan konstruksi dan interior, hingga campuran aspal dan produk fesyen.
Lebih dari itu, Eka sendiri telah mengekspor ratusan lembar papan plastik ke beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Taiwan, bahkan hingga Spanyol. Untuk harga perlembarnya sendiri Eka mematok sebesar Rp. 350.000.
Terakhir ada Asti Gustiasih, meski ia tidak terlahir sempurna, perempuan Bandung ini mampu membuktikan bahwa dirinya mampu berkreasi dengan hal-hal sederhana yang ada disekitarnya. Salah satunya memanfaatkan kertas bekas yang tidak bernilai dikreasikan menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual.
Adapun produk yang dihasilkan Asti dari daur ulang sampah seperti buku, payung kertas, kipas, kotak tisu, kap lampu, tempat handphone, dan masih banyak lagi. Namun, yang paling terkenal dari sekian banyak produk adalah payung kertas dengan motif bunga Bougenville orange yang memperlihatkan ciri khas Kota Bandung dari tangan pelukis asal Tasikmalaya.
Payung ini menjadi terkenal karena saat dalam sebuah pameran, ada turis Australia yang tertarik dan memesan untuk dikirim. Pada saat itu, Asti membandrol harga karyanya sebesar Rp 750.000. Lebih dari sekedar cuan, dengan hasil karyanya, Asti mampu dikenal oleh banyak orang seperti Denny Cagur, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan hingga Erick Thohir.
Dari rentetan kisah inspiratif di atas sobat bisa mengambil sebuah pelajaran bahwa sampah bukan hanya sekedar limbah yang mengganggu, tetapi juga bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Dengan kreativitas dan ketekunan, berbagai jenis sampah dapat diolah menjadi produk bernilai tinggi, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun mancanegara.
No Comment