Blog

Beribadah Sambil Jaga Lingkungan di Masjid Salman ITB

KOTA BANDUNG – “Kebersihan sebagian dari iman”. Mulai setahun terakhir, Masjid Salman ITB benar-benar mengajak semua orang untuk menerapkan isi hadits itu. Caranya dengan mengurangi dan mengelola sampah.

Saat menginjakkan kaki di Masjid Salman ITB, jamaah bisa melihat di berbagai titik ada lima tempat sampah berjejer. Masing-masing punya peruntukannya, yakni tempat sampah untuk sampah organik, botol, plastik, kertas, dan jenis lain selain bahan beracun dan berbahaya (B3).

Biasanya, di sekitar tempat sampah bersiaga seorang rangers atau relawan. Tugasnya mengarahkan orang untuk membuang sampah di tempat sampah yang sesuai peruntukkannya.

Perancang Master Plan dan Teknis Salman Ramah Lingkungan Farras Rayhan mengatakan, penyediaan lima tempat sampah itu merupakan perwujudan dari tekad Masjid Salman ITB untuk semakin memperhatikan kelestarian lingkungan.

“Jangan sampai kita bagus pemahaman Islam, tetapi kepedulian terhadap lingkungan tidak bagus,” kata Farras di Masjid Salman ITB, Rabu (13/12/2023).

Selain itu, Salman ITB ingin mempertahankan predikatnya sebagai fasilitas publik ramah lingkungan. Itu juga menjadi alasan setahun terakhir Salman ITB meningkatkan perhatian pada kelestarian lingkungan.

Dikatakan Farras, tekad semakin menjaga lingkungan dimulai pada Ramadan tahun lalu. Pengunjung yang berbuka puasa di Masjid Salman diminta membuang sampah di tempat sampah sesuai peruntukkannya.

Dari situ, kebiasaan tersebut terus berlangsung pada setiap acara yang diadakan di Masjid Salman. Sebelum acara dimulai, para relawan yang tergabung dalam Salman Environment Rangers (Savior) memberi edukasi tentang pentingnya mengelola sampah melalui video.

Upaya memunculkan kesadaran pengunjung membuang sampah ke tempat sampah yang sesuai peruntukkannya juga dilakukan dengan cara lain. Masjid Salman memasang informasi tersebut pada pamflet dan konten televisi internal.

Setelah sampah terkumpul di tempat sampah, sampah organik dikelola sendiri oleh tim Salman ITB menjadi kompos dengan teknik pengomposan di tong komposter. Kompos yang dihasilkan dimanfaatkan untuk pupuk tanaman di dalam Masjid Salman ITB. Salman ITB juga menerapkan pengelolaan sampah organik dengan menimbun di dalam tanah.

Sedekah sampah

Sementara, sampah anorganik dijual ke bank sampah di Sadang Serang. Tahun depan, Masjid Salman ITB berharap dapat mengumpulkan lebih banyak sampah anorganik melalui program Gerakan Sedekah Sampah Indonesia.

Jamaah bisa membawa lalu memberikan sampah kertas, botol dan kaleng ke Masjid Salman ITB. Boks untuk membuang tiga jenis sampah itu sudah disedikan. Sampah akan dijual ke bank sampah dan uangnya untuk operasional Masjid Salman ITB.

Berdasarkan peninjauan yang dilakukan di salah satu masjid di Bekasi yang telah menerapkan program tersebut, kata Farras, sampah yang terkumpul dari jamaah bisa mencapai tujuh ton per hari.

Nah, dengan program itu, siapapun bisa beribadah di Masjid Salman ITB sambil menjaga lingkungan. Bisa dapat pahala, lingkungan pun bersih.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.