Blog

Cinta Sungai Citarum, Kedai Kopi Ini Kurangi Sampah Plastik

KOTA BANDUNG – Berawal dari kepedulian terhadap kebersihan Sungai Citarum, salah satu kedai kopi di Kota Bandung, Work Coffee, menerapkan prinsip kurangi sampah dalam operasional. Di kedai kopi tersebut, cangkir minuman maupun piring makanan tak menggunakan plastik, melainkan bahan-bahan yang mudah terurai di tanah.

Seorang barista Work Coffee Syahrul Ramadan mengatakan, cangkir kopi yang digunakan terbuat dari ampas tebu. Sementara, piring untuk mewadahi roti terbuat dari kayu.

Meski biaya produksi menggunakan bahan yang mudah terurai oleh alam lebih mahal dibandingkan dengan plastik, Work Coffee tetap konsisten menggunakan barang ramah lingkungan sejak 2020.

“Kalau modal cup plastik 12 buah harga Rp 10.000, sedangkan cup dari ampas tebu ini, satu cup Rp 6.000, lebih mahal,” kata Syahrul di Work Coffee, Rabu (19/6/2024).

Cara lain yang diterapkan untuk mengajak pengunjung mengurangi sampah yakni dengan memberikan harga “miring” bagi mereka yang membawa tumbler. Pengunjung cukup membayar Rp 15.000 untuk semua minuman yang diwadahi tumbler. Sementara, harga normal minuman di situ berkisar Rp 20.000 hingga Rp 30.000.

Apabila pelanggan ingin membawa pulang makanan dan minuman dari Work Coffee, maka barista akan memberikan bungkus yang terbuat dari saripati singkong. Work Coffee memang berusaha semaksimal mungkin mengurangi penggunaan plastik.

Tak hanya wadah makanan dan minuman, upaya mengurangi plastik juga terlihat pada aksesoris di dalam kedai kopi, seperti lampu yang terbuat dari kardus. Beberapa kursi terbuat dari campuran putung rokok.

Less waste, more coffe

Uniknya, kampanye mengurangi sampah juga digaungkan lewat interior kedai kopi. Banyak tulisan maupun gambar di dalam kedai kopi yang mengajak pengunjung untuk menjaga lingkungan, khususnya Sungai Citarum.

Terdapat tiga gambar ilustrasi di sebuah sudut dinding yang mengandung makna optimisme bahwa Sungai Citarum bisa bersih. Gambar pertama menunjukkan pepohonan yang bisa menjaga lingkungan. Gambar lain yang didominasi warna cokelat mengilustrasikan Sungai Citarum yang dulu kotor. Sementara, gambar terakhir didominasi hijau dan mengisyaratkan harapan Sungai Citarum bersih kembali.

Sebuah kalimat di salah satu sudut dinding juga mengingatkan pengunjung bahwa Sungai Citarum pernah menjadi sungai terkotor di dunia.

Sementara, tulisan “Less Waste, More Cofee”, terpampang besar di dinding yang menjadi tempat meracik kopi.

Menurut Syahrul, beberapa pengunjung memahami makna tulisan dan gambar di Work Coffe. Para penggiat lingkungan pun senang ada kedai kopi peduli terhadap kebersihan alam, khususnya Sungai Citarum. Mereka kerap membawa tumbler sebagai bentuk turut peduli terhadap lingkungan.

Nah, tertarik menyeruput secangkir kopi sambil berupaya menjaga Sungai Citarum? Work Coffee berada di Jalan Ternate Nomor 10.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.