Cukup dengan Tukar Sampah Organik, Anda Bisa Dapat Kebutuhan Pokok di Sini
Pendiri Teras Hijau Project yang juga dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) Melia Famiola berinisiatif mendirikan Teras Hijau Project tiga tahun lalu. Komunitas ini mengelola sampah organik dari masyarakat di Kecamatan Cicendo.
Sampah organik dijadikan pakan maggot. Lalu, maggot akan dijadikan pakan ayam yang dipelihara di perkebunan seluas 750 meter di Kecamatan Cicendo milik Teras Hijau Project.
Telur ayam dari peternakan itu bisa diperoleh oleh masyarakat, asalkan menukarkan sampah organik. Untuk mendapatkan 1 telur, warga harus memiliki 5 poin. 1 poin setara dengan 1 kilogram sampah organik.
Selain telur, sampah organik juga bisa ditukarkan menjadi beras. Untuk memperoleh 1 kilogram beras, warga harus mengumpulkan dulu 80 poin.
Melia memilih memberikan bahan pokok, bukan uang, kepada masyarakat sebagai pengganti sampah organik.
“Kami tidak mau tukar sampah dengan uang, saudara-saudara kita berpendapatan kurang, biasa gizinya tidak tercukupi sehingga anak-anaknya tidak tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, kami mengubah sampah untuk kebutuhan pangan mereka,” ucap Melia di ITB, Kamis (4/1/2024).
Dengan gizi yang cukup, otak anak-anak dari orangtua kurang mampu bisa dibantu agar berkembang normal. Dengan demikian, pada 2045, cita-cita Indonesia untuk menciptakan generasi emas bisa terwujud.
Kedepan, Teras Hijau Project berencana mengelola sampah anorganik sehingga masyarakat bisa menukarkan juga sampah anorganiknya. Saat ini, komunitas Teras Hijau Project sedang mempersiapkan sarana prasarana untuk mengelola sampah anorganik.
“Saya memandang sampah bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat,” ucap Melia.
Bagi Anda yang ingin menukarkan sampah organik menjadi bahan pokok, bisa mendatangi komunitas Teras Hijau Project di Jalan Mentor, Gang Hambali, RT 1 RW 9, Kecamatan Cicendo, Bandung. Yuk, bersama-sama tukar sampah dengan kebutuhan pokok.*
No Comment