Disayangkan, Sampah Bernilai Masih Ditemukan di TPA Sarimukti

Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat selaku Kepala Harian Sekretariat Satgas PPK DAS Citarum Nita Nilawati Walla mengatakan, sampah organik dan anorganik masih ditemukan di TPA Sarimukti. Padahal, kedua jenis sampah itu bisa dikelola.
Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pakan maggot. Sementara, sampah anorganik bisa dijual.
Menurut Nita, adanya sampah organik dan anorganik di TPA Sarimukti menunjukkan pengurangan sampah dari rumah belum berjalan. Terutama, sampah sisa makanan yang menjadi jenis sampah terbanyak yang diproduksi masyarakat Jawa Barat.
“Kita masih belum bisa melakukan pengurangan makanan. Sumber sampah paling banyak dari rumah tangga,” ujar Nita dalam webinar “Sabilulungan Ngurus Runtah” yang diadakan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Barat secara daring, Jumat (21/3/2025).
Untuk mengatasi penumpukan sampah di TPA Sarimukti, Nita mengimbau masyarakat kembali menerapkan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari, seperti menggunakan bahan-bahan alami.
Nita juga berharap agar masyarakat belajar dari kejadian longsor di TPA Leuwigajah pada 2005. Kejadian tersebut seharusnya menyadarkan masyarakat untuk mengurangi sampah yang dibuang ke TPA.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 juga harus ditaati masyarakat. Dalam UU tersebut, masyarakat harus mengurangi sampah mulai dari level rumah tangga.
Ketua Yayasan Solusi Bersinar Indonesia Fifie Rahardja menuturkan, masyarakat Indonesia bisa meniru pengurangan sampah di Thailand. Di level rumah tangga, masyarakat Thailand memanfaatkan biji buah-buahan untuk ditanam di halaman rumah. Cara itu bisa mengurangi sampah organik yang dibuang ke TPA.
Dengan demikian, hanya sampah residu yang ada di TPA di Thailand.*
No Comment