Blog

Disiplin Jadi Kunci Sukses Penerapan Pemilahan Sampah di Kelurahan Maleber

KOTA BANDUNG – Sikap disiplin perlu diterapkan agar masyarakat sadar memilah sampah. Dengan disiplin yang diberlakukan di RW 2, Kelurahan Maleber, Kecamatan Andir, seluruh warga di lokasi tersebut telah memilah sampah sejak satu tahun terakhir.

“Sampah basah, sampah organik…,” begitu seruan Juarningsih kepada masyarakat RW 2 ketika mengitari jalan pagi itu, Jumat (8/3/2024). Tak lama kemudian, sejumlah warga keluar dari rumahnya dengan membawa sampah organik. Juarningsih dan tiga ibu lain dengan sigap menerima sampah organik itu, lalu dimasukkan ke dalam gerobak yang dibawa.

Begitu lah rutinitas Juarningsih dan beberapa ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setiap Selasa dan Jumat. Istri Ketua RW 2 itu menerapkan disiplin ketat kepada warga agar memilah sampah.

“Kalau sampah masih tercampur, tidak kami angkut agar warga belajar pemilahan sampah,” ucap Juarningsih di Kelurahan Maleber, Jumat (8/3/2024).

Kemudian, setiap Selasa, Rabu, dan Sabtu, giliran petugas kebersihan yang mengangkut sampah anorganik dan residu dari rumah warga. Kepada petugas kebersihan, Juarningsih pun menerapkan kedisiplinan. Dia berpesan agar tidak mengangkut sampah yang masih tercampur. Apabila petugas kebersihan tidak melakukannya, maka posisi petugas kebersihan akan digantikan orang lain.

Pernah ada warga yang enggan mengikuti imbauan pemilahan sampah. Warga itu mencampur sampah dalam satu kemasan lalu membuang ke pinggir jalan. Oleh Juarningsih, sampah tersebut dikembalikan lagi ke rumah warga.

Sampah organik yang telah diangkut lalu diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung. Sementara, sampah anorganik ditampung di bank sampah RW 2 yakni Bank Sampah Bung Usmar (Menabung Uang Sampah Menjadi Amal Rupiah). Kemudian, sampah diserahkan ke bank sampah Kelurahan Maleber. Adapun, sampah residu dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara.

Tiga bulan

Salah satu warga yang melakukan pemilihan sampah adalah Lana Jaja. Perempuan itu bahkan sangat detail dalam pemilahan sampah.

Dia memisahkan sampah kardus, tutup botol, kantong plastik, hingga sedotan di tempat terpisah. Sampah yang masih memiliki nilai jual dijual ke bank sampah. Sementara, sampah yang tidak memiliki nilai jual dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara.

“Dari dulu senang bersih-bersih. Saya ingin lebih banyak orang yang peduli sampah,” ujar Lana.

Warga lain, Yuli Priantini juga memilah sampah antara sampah organik, anorganik dan residu. Dia kini merasakan manfaat pemilahan sampah.

“Manfaatnya tidak ada pembusukan sampah. Sampah kalau disatukan bau,” ucap Yuli.

Warga RW 2 cuma perlu waktu tiga bulan untuk membiasakan diri memilah sampah sejak diberlakukan pada April 2023. Lurah Maleber Heri Hermawan berharap, kebiasaan masyarakat RW 2 ditiru oleh RW lain.

Menurut dia, mengubah pola pikir masyarakat untuk mau memilah sampah merupakan sebuah tantangan. Namun, apabila edukasi dan sosialisasi dilakukan terus-menerus secara konsisten, dia yakin akan terwujud kebiasaan memilah sampah dalam diri masyarakat.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.