Blog

Hari Pohon Sedunia, Peringatan Jaga Lingkungan untuk Generasi Penerus

KOTA BANDUNG – Masyarakat Kota Bandung memperingati Hari Pohon Sedunia sekaligus melaksanakan program Bandung Menanam dengan cara menanam pohon di beberapa lokasi, seperti yang dilakukan penghuni Sekolah Alam Bandung bersama Pemerintah Kecamatan Coblong. Berbagai jenis pohon ditanam di Sekolah Alam Bandung, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Selasa (21/11/2023).

Turut serta menanam pohon diantaranya Camat Coblong, Lurah Dago, Lurah Cipaganti, Lurah Lebak Gede dan Lurah Lebak Siliwangi. Hadir juga perwakilan unsur kepolisian dan TNI.

Camat Coblong Krinda Hamidipradja mengatakan, penanaman pohon perlu dilakukan agar lingkungan terjaga untuk generasi penerus. “Kita menanam pohon di Sekolah Alam Bandung supaya menjadi contoh perilaku baik bagi anak-anak,” kata Krinda.

Selain di Sekolah Alam Bandung, penanaman pohon juga dilaksanakan di sekolah lain.

Sekolah Alam Bandung menjadi contoh sekolah yang menjaga lingkungan. Staf Litbang Sekolah Alam Bandung Suci Wulandari mengatakan, menanam pohon menjadi kegiatan rutin di Sekolah Alam Bandung. Setiap semester, pasti ada kegiatan menanam pohon.

Tak berhenti menanam, penghuni sekolah juga merawat hingga memikirkan pascapanen tanaman. Beberapa hasil panen dikonsumsi sendiri dan sisanya dijual.

“Setiap kelas ada program menanam. Di TK nanam stroberi, daun bawang. Siswa jenjang lebih tinggi diajarkan menanam hidroponik, teknik menanam yang lebih rumit,” kata Suci.

Kelola sampah

Kecintaan terhadap lingkungan Sekolah Alam Bandung juga diperlihatkan dari kebiasaan mengelola sampah.

Seluruh penghuni sekolah menggunakan tempat makan dan minum cuci ulang.

“Bawa wadah makan, tumblr sudah jadi budaya. Ada katering tidak pakai kertas sekali pakai,” ujar Suci.

Siswa juga dibiasakan membuang sampah secara terpisah, yakni sampah organik, daur ulang dan residu. Untuk menampung ketiga sampah itu, disiapkan tiga tempat sampah di kelas.

Sampah yang terkumpul lalu dibawa sendiri oleh siswa ke tempat pembuangan sementara di dekat sekolah.

Sampah organik kemudian dikelola menjadi kompos maupun pakan maggot. Kompos digunakan untuk menyuburkan tanaman di sekitar sekolah.

Sementara, sampah elektronik dikelola dengan pihak ketiga.

“Kami budayakan bahwa sampah tanggung jawab kita,” ucap Suci.

Tak hanya praktik, kecintaan terhadap lingkungan juga ditanamkan melalui teori. Sekolah Alam Bandung memiliki kurikulum terkait lingkungan yang diterapkan mulai jenjang taman kanak-kanak (TK) hingga sekolah menengah akhir (SMA).*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.