Blog

Hebat, Gang Cibunut Jadi Tempat Belajar Pengelolaan Sampah Masyarakat Dunia

KOTA BANDUNG – Gang Cibunut, Kelurahan Kebon Pisang, Kecamatan Sumur Bandung menjadi tempat belajar pengelolaan sampah bagi masyarakat internasional. Pertukaran ilmu pun terjadi untuk saling menyempurnakan pengelolaan sampah di masing-masing tempat.

Senin pagi (23/9/2024), Gang Cibunut kedatangan tamu dari Singapura. Empat mahasiswa dari National University of Singapore itu turut bersama masyarakat berkeliling gang untuk mengambil sampah organik dari rumah-rumah. Hari itu menjadi jadwal penjemputan sampah organik.

Tak ada rasa sungkan berdekatan dengan sampah. Para mahasiswa malah terlihat antusias mempelajari pengelolaan sampah di Gang Cibunut. Tangan mereka mengambil langsung sampah yang disetorkan masyarakat, lalu meletakkannya ke dalam gerobak.

James, salah seorang mahasiswa mengatakan, pengelolaan sampah organik di Gang Cibunut lebih baik dibandingkan dengan negaranya. Di Negeri Singa, sampah organik dikelola dengan cara dibakar. Sementara, masyarakat Gang Cibunut mengelola sampah organik dengan berbagai metode, termasuk bata terawang dan lodong sesa dapur (loseda).

“Lebih nyaman di sini pengelolaan sampahnya,” kata James di Gang Cibunut, Senin (23/9/2024).

Oleh karena itu, dia dan rekan-rekannya tertarik belajar pengelolaan sampah yang diterapkan di Gang Cibunut. James dan kawan-kawan juga mempelajari peran serta masyarakat dalam mengelola sampah dan cara petugas kebersihan mengedukasi masyarakat untuk mengelola sampah.

Setelah belajar, keempat mahasiswa akan menerapkan pengelolaan sampah dari Gang Cibunut di kampusnya.

Ketua Kawasan Bebas Sampah Oh Darling
Agus Sunarya menuturkan, selain Singapura, warga Jepang, Amerika Latin dan Afrika pernah belajar pengelolaan sampah di Gang Cibunut. Dari kedatangan mereka, masyarakat Cibunut pun mengetahui tentang pengelolaan sampah di negara tersebut.

Di beberapa negara, kata Agus, partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah masih minim. Pengelolaan sampah diserahkan kepada pemerintah.

Dalam hal tersebut, Cibunut dinilai lebih baik karena masyarakat di gang tersebut berpartisipasi mengelola sampah.

“Di sini ada peran serta warga, kan sulit mengubah pola pikir warga tentang pengelolaan sampah,” kata Agus.

Meski demikian, soal aturan, beberapa negara lebih tegas menerapkan sanksi bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

Agus menuturkan, kedatangan warga dari berbagai negara menjadi kesempatan untuk saling bertukar pengalaman dan ilmu. Dengan demikian, kedua belah pihak bisa lebih baik dalam pengelolaan sampah.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.