Blog

Hebat, RW 7 Kelurahan Sarijadi Mampu Kelola Sampah Residu

KOTA BANDUNG, (PR).- Ketika pemukiman lain belum dapat mengelola sampah residu, RW 7 Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukasari, telah mengelola sampah residu secara mandiri. Hasil olahannya dijadikan bahan pembuatan bahan bakar biomass coal fermented.

Ketua RW 7 Dedy Dharmawan mengatakan, pengelolaan sampah residu sudah dilakukan sejak tiga tahun terakhir. Jenis sampah residu yang dikelola diantaranya popok, plastik kemasan kopi, plastik kemasan mie instan, dan stereoform.

Pengelolaan sampah residu dimulai dengan proses fermentasi. Sampah residu ditumpuk lalu dicampur dengan mikroorganisme lokal (MOL). Tutup campuran itu dan diamkan selama lima hari.

Pada hari keenam, sampah yang telah tercampur dengan MOL dikeringkan, kemudian dibungkus dengan karung.

Setelah itu, sampah siap dicacah dengan menggunakan mesin pencacah.

Setiap hari, sebanyak 85 kilogram sampah residu dicacah dengan mesin. Cacahan itu menghasilkan 45 kilogram bahan baku pembuat biomass coal fermented dan dijual ke pabrik tekstil untuk keperluan pembuatan bahan bakar membutuhkan biomass coal fermented.

Sebenarnya, kata Dedy, volume sampah residu dari RW 7 masih belum bisa memenuhi permintaan pabrik, yakni sebanyak 10 ton setiap hari. Kedepan, Dedy akan mengajak warga RW lain memilah sampah residu agar sampah residu yang terkumpul bertambah.

Butuh Lisensi

Menurut Dedy, pengelolaan sampah residu tidak mudah sehingga tidak semua pemukiman dapat mengelola sampah residu. Tantangan yang akan dihadapi adalah saat membuat kerja sama dengan pabrik yang mau membeli hasil olahan sampah residu.

“Pabrik akan bertanya mutu olahan sampah residu agar pembakaran bagus,” ujar Dedy.

Untuk menjamin kualitas hasil pengelolaan sampah residu baik, Dedy memiliki lisensi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Selain itu, tantangan lain dalam mengelola sampah residu adalah besarnya biaya investasi, terutama dalam pembangunan pabrik pencacah sampah residu. Saat ini, jumlah pabrik pencacah sampah residu masih minim. Kondisi itu lah yang menyebabkan masih belum masifnya pengelolaan sampah residu oleh masyarakat.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.