Blog

Hebat, Setiap Siswa SMKN 5 Bandung Terlibat Jaga Lingkungan Sekolah

KOTA BANDUNG – SMKN 5 Bandung memastikan setiap siswanya terlibat dalam menjaga lingkungan di sekolah. Siswa di setiap kelas diwajibkan menjaga lingkungan di sebidang tanah atau kavling masing-masing yang ditentukan pihak sekolah.

Guru Mata Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup SMKN 5 Bandung Titi Juhaeti mengatakan, kontur lahan SMKN 5 Bandung berbukit dan lahan pun luas sehingga upaya menjaga lingkungan dilakukan secara desentralisasi atau tidak terpusat di satu titik. Pihak sekolah membagi-bagi beberapa titik untuk dijadikan lokasi kegiatan menjaga lingkungan.

Setiap titik dikelola oleh siswa per kelas, mulai dari merawat tanaman hingga mengelola sampah organik di setiap titik.

Metode pengelolaan sampah di setiap titik berbeda-beda, ada takakura, bak kompos, loseda, tong kompos, hingga tas kompos.

Dikatakan Titi, pengelolaan sampah di setiap titik dilakukan saat mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Siswa terlebih dahulu diberikan bekal teori tentang pengelolaan sampah, lalu praktik langsung di kavlingnya masing-masing.

Dengan begitu, siswa sendiri yang mengompos sampah organik di kavlingnya. Siswa juga membuat eco enzyme sebagai campuran pembuatan kompos.

Bahkan, saat libur sekolah, siswa tetap diwajibkan memelihara kavlingnya. “Mereka bergantian ke sekolah untuk menyiram tanaman, misalnya saat libur panjang kebagian satu kali piket,” kata Titi di SMKN 5 Bandung, Rabu (22/5/2024).

Siswa juga bertanggung jawab terhadap sampah di kelasnya masing-masing. Sampah dari tempat sampah dipilah. Sampah organik dijadikan kompos, sampah botol plastik disetorkan ke bank sampah sekolah, sedangkan sampah residu diberi ke petugas kebersihan.

Menurut Titi, memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk menjaga lingkungan dilakukan agar siswa sadar pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, bisa membantu pihak sekolah menjaga kebersihan sekolah mengingat jumlah petugas kebersihan terbatas.

“Melibatkan anak karena anak tumbuh, lingkungan kita harus bersih,” ucap Titi.

Karena paham cara mengelola sampah, para siswa pun menerapkan keahlian itu di rumah. Salah seorang siswa, Hasna mengatakan, dia terbiasa memilah sampah di tempat ibunya berdagang. Sampah kaleng, misalnya, dipisahkan lalu dijual ke pengepul sampah.

“Manfaatnya kalau kita jaga lingkungan, hidup kita baik, untuk diri sendiri juga,” kata Hasna.

Sama seperti Hasna, siswa lain, Dafa Raihan menerapkan keahliannya dari sekolah untuk merawat tanaman di rumah. Dia pernah mencoba menerapkan kawin silang tanaman serta membuat eco brick bersama adik.

Para siswa dan guru pun terus belajar cara menjaga lingkungan dari berbagai pihak luar sekolah. Mereka mengikuti kegiatan sejumlah komunitas terkait pengelolaan sampah. Dengan terus mengembangkan keahlian menjaga lingkungan, kebersihan dan kenyamanan SMKN 5 Bandung akan terus terjaga.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.