Hindari Banjir Terulang, Sedimentasi Sungai Cikapundung Dikeruk
Komandan Subsektor 4 Sektor 22 Satgas Citarum Harum Peltu Ade Sukmana Arifin menuturkan, pengerukan Sungai Cikapundung telah dilakukan selama tiga hari, sejak Senin (29/4/2024). Sedimentasi yang dikeruk telah mencapai 11 truk hingga Kamis (2/5/2024).
Pengerukan difokuskan di RW 8, Braga, tak jauh dari lokasi banjir awal tahun ini.
Dikatakan Ade, sudah lama tak dilakukan pengerukan sedimentasi di Sungai Cikapundung dengan menggunakan eskavator sehingga sedimentasi menumpuk. Terakhir kali, pengerukan sedimentasi di Sungai Cikapundung dilaksanakan pada 2018.
Banyaknya sedimentasi mengakibatkan ruang air mengalir menjadi sempit. “Sudah banyak sedimentasinya. Bisa sampai dua meter kedalamannya,” ujar Ade melalui saluran telepon, Kamis (2/5/2024).
Selain di RW 8, sebenarnya ada beberapa titik penumpukan sedimentasi di Sungai Cikapundung. Namun, akses menuju lokasi terlalu sempit untuk dilalui eskavator sehingga pengerukan sedimentasi di lokasi lain belum dilakukan. Contohnya di RW 4 Braga dan RW 3 Babakan Ciamis.
Hanya di RW 8, akses jalan bisa dilalui eskavator sehingga pengerukan dapat dilakukan di lokasi itu. Pengerukan sedimentasi di RW 8 akan dilakukan selama dua pekan. Untuk lokasi lain, pengerukan akan dilakukan secara manual tanpa eskavator.
“Pengerukan secara manual tetap akan dilakukan karena penumpukan sedimentasi di Sungai Cikapundung dapat mengakibatkan banjir di perkotaan Bandung,” kata Ade.
Selanjutnya, sedimentasi dari Sungai Cikapundung dibuang di lahan terbuka di Cibiru. Menurut Ade, pencarian lahan untuk menampung sedimentasi juga menjadi tantangan karena ketersediaan lahan di perkotaan minim.*
No Comment