Blog

HPSN 2025, Refleksi 20 Tahun Tragedi Sampah Jabar

Citarum Harum, Kota Bandung – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat siap memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025. Kesiapan ini disampaikan langsung oleh Nita Nilawati Walla, S.P., M.Si selaku Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat pada, Senin (20/1/2025) di Kantor DLH Jawa Barat.

Selain itu, perayaan tahun ini menjadi momentum 20 tahun terjadinya tragedi ledakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah pada 2005 silam. Oleh karenanya, perayaan ini tidak lain sebagai bentuk meningkatkan perhatian masyarakat pada isu sampah agar bisa lebih peduli dalam mengelola sampah secara mandiri.

Pemilihan Ex TPA Leuwi Gajah sebagai lokasi puncak acara HPSN bukan tanpa alasan. Tempat ini menyimpan sejarah kelam terkait pengelolaan sampah, yaitu tragedi longsornya gunungan sampah pada tahun 2005 yang menewaskan ratusan jiwa.

“Artinya kita harus bisa lebih peduli terhadap pengelolaan sampah, ini juga sebagai teguran lah. Sehingga kedepannya kita harus sudah bisa memilah dua jenis sampah yakni organik dan anorganik,” jelas Nita.

Dengan diadakannya acara di lokasi ini, diharapkan masyarakat dapat merenungkan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

HPSN 2025 akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan yang inovatif dan edukatif, tidak hanya webinar, tapi juga ada lomba 1 Minute Innovation for Solid Waste Management in West Java. Kompetisi ini mengundang masyarakat untuk menyampaikan ide kreatif pengelolaan sampah dalam bentuk video berdurasi satu menit.

Dengan adanya perlombaan ini, DLH Jawa Barat berharap kepada para peserta agar bisa memberikan satu informasi dalam pengelolaan sampah kedepannya.

“Mungkin banyak juga, riset-riset yang pernah dilakukan oleh perguruan tinggi yang belum terpublikasikan. Nah melalui perlombaan ini, itu (inovasi) bisa disampaikan,” ujar Nita.

Regulasi terkait pengelolaan sampah di Jawa Barat sudah berjalan cukup baik, tetapi tantangan utama masih terletak pada implementasi di lapangan. Nita menambahkan, pentingnya penerapan konsep mengelola sampah secara mandiri. Dengan pemilahan sampah yang baik, diharapkan dapat mengurangi tekanan terhadap tempat pembuangan akhir (TPA) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Regulasi mengenai pengelolaan sampah sudah ada di Perda tentang Sampah. Data terkini bahwa 70 persen sampah terkelola, sedangkan 30 persen sampah diserahkan ke TPA, jika semakin banyak masyarakat yang peduli, mungkin sampah yang diserahkan ke TPA bisa menjadi 10 persen” ujarnya.

Adapun harapan Nita Nilawati terhadap HPSN tahun ini mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi mengurangi sampah, dengan salah satu cara melakukan pemilahan sampah secara mandiri. Karena tugasnya bukan hanya pemerintah, tapi masyarakat pun harus paham pada pengelolaan sampah.

“Mestinya kejadian leuwigajah ini memberikan pelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli dalam mengurangi sampah,” pungkasnya.

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.