Iduladha 2025, Masjid Salman ITB Terapkan Kurban Ramah Lingkungan

Untuk mencegah timbulan sampah, Masjid Salman ITB menerapkan kurban ramah lingkungan. Caranya dengan tidak menggunakan plastik sekali pakai sebagai wadah daging hewan kurban. Sebagai pengganti, panitia akan menggunakan besek atau keranjang yang terbuat dari anyaman bambu. Selain itu, daging hewan kurban akan ditampung dalam wadah plastik yang bisa berulang kali pakai.
Ketua Kurban Rumah Amal Salman Muhammad Najib mengatakan, sebanyak 600 besek bakal dibeli oleh panitia. Besek dipilih karena lebih ramah lingkungan.
“Besek akan terurai dengan sendirinya di tanah,” ujar Najib di Masjid Salman ITB, Kamis (22/5/2025).
Adapun, wadah plastik untuk menampung daging kurban akan didapatkan dari sumbangan masyarakat. Wadah plastik yang diperlukan memiliki beberapa kriteria, di antaranya berukuran minimal 650 ml dan dapat menampung 0,5 kilogram daging. Selain itu, wadah plastik harus memiliki penutup dan dalam kondisi bersih serta layak pakai.
Masyarakat bisa menyumbangkan wadah plastik dengan kriteria tersebut ke Masjid Salman ITB paling lambat satu hari sebelum Iduladha. Sumbangan wadah plastik dapat dimasukkan langsung ke dalam kotak khusus yang disediakan di lingkungan Masjid Salman ITB.
Najib mengatakan, panitia berencana memberikan daging kurban kepada masyarakat menggunakan 600 besek dan 7.000 wadah plastik. Oleh karena itu, dia berharap, banyak wadah plastik yang terkumpul dari masyarakat pada tahun ini.
Menurut Najib, antusiasme masyarakat dalam memberikan wadah plastik untuk wadah daging kurban terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu dilihat dari jumlah wadah plastik yang semakin banyak terkumpul. Masjid Salman ITB telah menerapkan kurban ramah lingkungan selama lima tahun terakhir.
Selain memperhatikan penggunaan wadah daging kurban, kepedulian terhadap lingkungan ditunjukkan dengan mengolah kotoran hewan yang muncul saat penyembelehan hewan. Najib mengatakan, kotoran yang muncul dari proses penyembelihan hewan kurban tidak akan dibuang ke saluran air, tetapi ditimbun ke dalam tanah. Dengan metode tersebut, kotoran hewan kurban bisa dikompos menjadi pupuk organik.*
No Comment