Ingin Zero Waste, Sekolah Ini Budayakan Memilah dan Mengelola Sampah
Kepala SDN 208 Luginasari Sukagalih Isnaeni Agustin mengatakan, membiasakan siswa memilah sampah merupakan proses yang panjang. Siswa harus terus diingatkan. Setiap Senin setelah upacara dan Jumat setelah salat duha bersama, guru selalu mengingatkan siswa untuk memilah sampah.
Sampah sisa kertas diletakkan di tempat sampah khusus, begitu juga dengan sampah botol plastik dan saset plastik dibuang terpisah. Sampah anorganik kemudian dijual ke pengepul sampah.
Sementara, sampah organik langsung dikelola dengan berbagai metode yang tersedia di SDN 208 Luginasari Sukagalih. Sampah daun dikompos dengan metode bata terawang dan drum komposter. Sampah sisa makanan dimasukkan ke dalam paralon dengan sistem lodong sesa dapur (loseda).
SDN 208 Luginasari Sukagalih juga berupaya mengurangi sampah. Siswa dan guru membawa tempat makan dan minum dari rumah sehingga meminimalisir saset dan botol plastik.
“Apabila siswa jajan di luar dan muncul sampah, maka sampahnya dikembalikan lagi ke penjual,” ujar Isnaeni di SDN 208 Luginasari Sukagalih, Rabu (18/9/2024).
Berkat pengelolaan sampah sejak 2016, volume sampah di SDN 208 Luginasari Sukagalih semakin berkurang. Saat ini, volume sampah anorganik sebanyak tiga kilogram per hari, sampah organik kurang dari dua kilogram per hari dan residu tiga kilogram sehari. Berbagai inovasi akan diterapkan agar sampah di sekolah mencapai nol.*
No Comment