Inovasi Rumah Maggot, Tangani Sampah Organik Secara Mandiri

Program ini bertujuan untuk mengolah sampah organik secara efisien dengan memanfaatkan larva Black Soldier Fly (BSF) yang dikenal memiliki kemampuan dalam mengurai bahan organik. Menurut data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, program ini dapat mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dari 1.300 ton per hari menjadi hanya 900 ton.
Hadirnya program ini tidak lepas dari masalah Kota Bandung ketika menghadapi krisis sampah yang semakin mendesak, terutama setelah periode darurat sampah yang berlangsung dari Agustus hingga Desember 2023. Selama masa tersebut, pemerintah melakukan sosialisasi masif mengenai pengelolaan sampah berbasis kewilayahan.
Dengan diluncurkannya Rumah Maggot, diharapkan setiap kelurahan dapat mengolah sekitar satu ton sampah organik per hari. Ini berarti bahwa jika semua 151 kelurahan aktif berpartisipasi, total pengurangan sampah bisa mencapai 151 ton per hari.
Hingga saat ini, sebanyak 149 dari 151 kelurahan di Kota Bandung telah membangun Rumah Maggot, dengan 138 di antaranya sudah beroperasi. Sejak Januari 2024, sekitar 378,19 ton sampah organik telah berhasil terolah melalui program ini. Kepala DLH Kota Bandung, Dudi Prayudi, menyatakan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi masyarakat dan pengelolaan yang baik di tingkat kelurahan.
Program Rumah Maggot tidak hanya berfungsi sebagai solusi pengelolaan sampah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Larva maggot yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pakan ternak berkualitas tinggi, sehingga menciptakan peluang usaha baru bagi warga. Selain itu, program ini juga berkolaborasi dengan inisiatif lain seperti Buruan Sae, yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal.
Pemerintah Kota Bandung terus berupaya memperkuat program ini dengan menyediakan mesin pengolah sampah organik dan mendukung petugas pengolah melalui program padat karya. Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengubah perilaku dalam mengelola sampah.
“Edukasi sosialisasi terus dilakukan, secara bertahap ini mendorong mindset dari masyarakat untuk berubah. Sehingga dari awalnya hanya membuang, kini menjadi mengolah sampah secara mandiri. Tujuan ini agar volume sampah yang dibuang ke TPA semakin berkurang,” ujar Ema.
Dengan keberhasilan awal yang menjanjikan dan dukungan dari berbagai pihak, Program Rumah Maggot di Kota Bandung dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengatasi masalah sampah. Jika semua berjalan sesuai rencana, Bandung bisa menjadi salah satu kota dalam penerapan konsep Zero Waste City di Indonesia.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat sangat diperlukan. Sehingga sobat memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mendukung keberhasilan program ini.
No Comment