Inovatif, Ampas Kopi di Tempat Ngopi Ini Diolah Jadi Sabun

Bahan yang diperlukan untuk mengolah ampas kopi menjadi sabun sederhana saja, yakni minyak, air, soda api dan ampas kopi.
Pemilik Koffie Kawan Muhammad Randy mengatakan, bahan-bahan tersebut dicampurkan, lalu dituangkan ke dalam wadah. Dalam waktu dua hari, campuran dalam wadah akan mengeras. Selanjutnya, tunggu empat pekan untuk menghilangkan efek soda api.
Sabun kemudian siap digunakan dan biasanya dimanfaatkan untuk keperluan pribadi maupun dijual kepada masyarakat.
“Fungsi kopi dalam sabun sebagai scrubbing, bisa meluruhkan kotoran dari tubuh,” ucap Randy di Koffie Kawan, Kamis (10/4/2025).
Dalam sebulan, Koffie Kawan mengolah lima hingga sepuluh ampas kopi. Selain dijadikan sabun, ampas kopi juga diolah menjadi kompos. Caranya, ampas kopi dicampur dengan sampah organik dan daun kering di dalam kantong sampah.
Keberadaan kopi, ucap Randy, mempercepat proses penguraian sampah organik menjadi kompos. Pengomposan pun tak lagi memerlukan cairan kimia karena perannya digantikan oleh ampas kopi.
Kompos yang dihasilkan kemudian digunakan untuk menyuburkan tanaman di halaman Koffie Kawan, seperti rempah-rempah dan sayur-sayuran. Tanaman tersebut kemudian dijadikan bahan baku pembuatan makanan dan minuman di Koffie Kawan.
“Kami ingin yang kami hasilkan, termasuk ampas kopi, kembali lagi menjadi manfaat. Bahan yang dihasilkan di sini, diolah di sini,” ujar Randy.
Dengan mengolah ampas kopi, Koffie Kawan ingin berperan dalam mengurangi beban tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti. Dikatakan Randy, pengolahan ampas kopi telah dilakukan sejak 2020.
Dampak akhir yang diharapkan yakni iklim tidak rusak sehingga eksistensi tanaman kopi bisa berkelanjutan.
“Kalau iklim rusak, pohon kopi juga tidak akan tumbuh. Kami tidak mau seperti itu,” kata Randy.
Oleh karena itu, Randy akan terus mengolah sampah yang dihasilkan dari Koffie Kawan. Kedepan, dia berencana untuk mengolah kulit buah kopi atau cascara untuk dijadikan sirup. Dengan begitu, kulit buah kopi tidak menjadi sampah.*
No Comment