Blog

Keren, Anak-anak Muda Ini Rehabilitasi Lahan Tidur Menjadi Kebun Pangan

KOTA BANDUNG – Ketersediaan lahan terbuka hijau menjadi salah satu solusi pencegahan banjir karena dapat menyerap air hujan. Sekelompok anak muda di Arcamanik, berupaya merehabilitasi lahan terbuka hijau atas dasar kepedulian terhadap lingkungan Kota Bandung.

Bukti kepedulian bisa dilihat dari sepetak lahan yang menyelip di antara rumah Jalan Ski Air, Arcamanik. Lahan tersebut dulunya terbengkalai, tetapi kini menjadi kebun hijau yang ditumbuhi sayuran dan buah.

Tak jauh dari situ, lahan di bawah saluran listrik udara (sutet) yang dahulu terbengkalai juga kini berubah menjadi kebun. Lahan tersebut semula bahkan menjadi tempat pembuangan sampah.

Sekelompok anak muda itu menamai diri sebagai komunitas Seni Tani. Koordinator Produksi Seni Tani Fathan Abdillah mengatakan, pada awalnya, ketua RT setempat mendorong anak muda memanfaatkan lahan tidur. Berbekal pengetahuan tentang pertanian, Fathan dan empat rekannya kemudian merehabilitasi 1.000 meter lahan tidur menjadi lahan pertanian. Lokasi lahan itu terpencar di beberapa titik Jalan Ski Air, Arcamanik.

“Kami lihat banyak lahan tidur di perkotaan. Potensi ada, mengapa tidak kami maksimalkan untuk memasok pangan di Bandung,” kata Fathan di Kebun Seni Tani, Arcamanik, Kamis (28/3/2024).

Hasil pertanian berupa sayur dan buah organik kemudian dijual kepada masyarakat Kota Bandung. Setiap kilogram sayur dan buah dijual Rp 30.000. Hasil panen sayur dan buah mencapai 120 kilogram setiap bulan.

Sejak 2021 hingga saat ini, sudah ada 124 warga Bandung yang menyerap hasil panen petani di Komunitas Seni Tani. Mereka berasal dari Dago, Cimahi, Ciumbuleuit dan Bandung Timur. Pemberian sayur ke pelanggan dilakukan sepekan sekali, setiap Kamis.

Olah kompos

Kepedulian komunitas Seni Tani tak hanya dengan merehabilitasi lahan, mereka juga mengolah sampah organik menjadi kompos. Dikatakan Fathan, komunitas bekerja sama dengan petugas kebersihan setempat untuk mendapatkan sampah organik berupa rumput dan daun dari rumah warga.

Kompos kemudian digunakan menyuburkan sayur dan buah di kebun. Komunitas Seni Tani tidak menggunakan bahan kimia dalam mengelola lahan.

Mereka juga berupaya mengurangi sampah plastik dengan cara menggunakan karung untuk kemasan sayuran. Karung ini pun tidak sekali pakai, tetapi digunakan berkali-kali oleh pelanggan.

Semangat anak-anak muda Komunitas Seni Tani untuk menjaga lingkungan patut dicontoh. Mereka menjadi masyarakat Bandung yang tak hanya menikmati nyamannya hidup di Bandung, tetapi juga aktif memelihara lingkungan Bandung.*

1 Comment

1Comment
  • Ahmad Sabar

    Inisiatif yang dilakukan oleh Komunitas Seni Tani sungguh luar biasa dan patut diacungi jempol. Dengan mengubah lahan tidur menjadi lahan pertanian organik, mereka tidak hanya memanfaatkan potensi yang ada, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam penyediaan pangan bagi Kota Bandung.

    Langkah mereka untuk menjual hasil pertanian secara langsung kepada masyarakat setempat dengan harga yang terjangkau tidak hanya menciptakan akses yang lebih mudah bagi konsumen, tetapi juga mendukung perekonomian lokal. Selain itu, upaya mereka dalam mengelola sampah organik menjadi kompos serta mengurangi penggunaan plastik adalah contoh nyata dari kepedulian mereka terhadap lingkungan.

    Komunitas Seni Tani bukan hanya tentang pertanian, tetapi juga tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Semangat dan dedikasi mereka dalam memelihara lingkungan sekitar menjadi inspirasi bagi kita semua untuk turut serta dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Semoga inisiatif mereka terus menginspirasi dan menghasilkan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan. Keren Eui..

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.