Keren, Masyarakat di Daerah Ini Tak Butuh Waktu Lama Terbiasa Mengolah Sampah

Ketua Seksi Lingkungan Hidup dan Buruan SAE RW 14 Kelurahan Pasanggrahan Eryandi Suhadi mengatakan, persiapan menuju KBS dimulai pada Januari 2025. Ketua RW 14 berinisiatif menggerakkan masyarakat untuk membantu pemerintah mengatasi masalah sampah di Kota Bandung.
Langkah awal dimulai dengan pemberian edukasi tentang jenis-jenis sampah oleh Pemerintah Kota Bandung kepada masyarakat RW 14. Edukasi dilaksanakan secara kolektif dengan mengumpulkan masyarakat maupun dari rumah ke rumah.
Kemudian, sosialisasi tentang pengelolaan sampah dilanjut melalui grup WhatsApp. Setelah itu, masyarakat diminta langaung menerapkan pemilahan samoah di rumah masing-masing.
“Awalnya warga komplain katanya repot, tetapi sudah dikasih pengertian, mereka sadar,” kata Eryandi di RW 14 Pasanggrahan, Senin (24/3/2025).
Sampah yang sudah terpilah di rumah masyarakat kemudian diangkut oleh petugas kebersihan yang direkrut khusus. Sampah organik diangkut setiap Senin dan Kamis. Sementara, sampah anorganik diangkut setiap Rabu dan Sabtu.
Metode pengolahan sampah organik dipilih menggunakan bata terawang yang dibangun di sekitar lingkungan RW 14. Sampah organik yang dicampur tanah dan daun kering akan lapuk dan terurai secara alamiah di bangunan kotak terbuat dari bata tersebut.
“Masyarakat secara swadaya membangun empat bata terawang,” ujar Eryandi.
Setelah tiga bulan, sampah organik yang sudah lapuk diambil untuk dijadikan kompos untuk menyuburkan tanaman di kebun RW 14.
Menurut Eryandi, meskipun bata terawang dibangun di sekitar lingkungan perumahan, masyarakat tidak terganggu karena tak tercium bau busuk. Cairan molase yang disiram setiap sore ke bata terawang mencegah timbulnya bau sampah. Bata terawang juga ditutup dengan seng sehingga bau tak keluar.
Sementara itu, pengolahan sampah anorganik dilaksanakan dengan cara disedekahkan kepada pemulung.
Bimbing langsung
Seorang warga Ahmad Sungkawa menambahkan, kunci kesuksesan RW 14 mencapai KBS terletak pada pengurus RT dan RW yang turun langsung membimbing masyarakat mengolah sampah. Pengurus RT dan RW pun antusias menjalankan pengolahan sampah.
“Kalau cuma disuruh saja milah sampah, warga tidak mau. Kami warga saling mengingatkan (milah sampah),” ucap Ahmad.
Dia tak mengalami kesulitan dalam memilah sampah. Hanya butuh waktu satu bulan bagi Ahmad untuk membiasakan diri memilah sampah.
Saat ini, hampir 100 persen warga RW 14 Kelurahan Pasanggrahan telah memilah sampah. Masyarakat berencana untuk lebih komprehensif dalam pengelolaan samoah dengan membentuk bank sampah dalam waktu dekat.*
No Comment