Blog

Keteguhan Hati Masyarakat Pajajaran Merawat Sungai Cilimus

KOTA BANDUNG -Sesaat menginjakkan kaki di Jalan Cipedes Hegar, RW 4, Kelurahan Pajajaran, Kecamatan Cicendo, suasana asri dan rapi langsung terpancar. Kondisi di bantaran Sungai Cilimus itu berbeda dengan pemandangan yang biasanya terlihat di bantaran sungai. Keteguhan hati masyarakat merawat bantaran Sungai Cilimus selama bertahun-tahun yang menciptakan kondisi tersebut.

Tak ada kesan kumuh di bantaran Sungai Cilimus yang berada di RW 4 Kelurahan Pajajaran. Tanaman, seperti sayuran, buah-buahan hingga tanaman obat, diletakkan beralas besi tepat di atas Sungai Cilimus.
Media tanamnya sederhana saja dengan menggunakan polybag.

Tanaman-tanaman itu sangat segar. Masyarakat Kelurahan Pajajaran setiap pagi dan sore menyiram tanaman. Setiap dua pekan, tanaman dipupuki dengan pupuk organik.

Masyarakat membuat kelompok tani untuk berbagi tugas menyiram, memupuki hingga memanen hasil tanaman. Ada juga yang secara individual menjalankan kegiatan bercocok tanam di atas Cilimus.

Kebiasaan masyarakat menanam tanaman di atas Sungai Cilimus sudah bertahan selama 9 tahun. Seorang warga yang juga mantan ketua RW 4 Wawan Setiawan mengatakan, kebiasaan itu dimulai dari program Kampung Berkebun yang dicanangkan Pemerintah Kota Bandung.

Pemerintah memberikan bibit tanaman dan mengajari cara berkebun kepada masyarakat pada 2014. Selanjutnya, secara konsisten masyarakat mengadakan bibit tanaman sendiri dan merawatnya.

Kebiasaan itu bisa bertahan hingga sekarang karena banyak manfaat yang sudah dirasakan masyarakat.

“Setelah melihat ada keuntungan dari menanam tanaman, mereka menanam terus hingga sekarang. Dulu sungai bau, dengan ada sayuran di atas sungai, mengurangi bau,” kata Wawan di Kelurahan Pajajaran, Selasa (31/10/2023).

Sungai Cilimus pun menjadi lebih bersih. Masyarakat tak lagi membuang sampah ke sungai sejak sungai itu ditutupi tanaman.

Tak hanya itu, keberadaan tanaman juga menguntungkan secara ekonomi. Hasil tanaman seperti selendri dan cabai bisa dinikmati sendiri atau dijual kepada pengunjung yang datang.

“Minimal rumah tangga bisa mengurangi belanja ke warung karena kebutuhan sayuran tersedia,” ujar Wawan.

Sayuran hasil panen masyarakat lebih sehat karena dipupuki oleh pupuk organik. Beberapa warga membuat pupuk organik secara mandiri dari kotoran dapur yang dicampur mikroba dan air di dalam tong plastik.

Otomatis, kebiasaan membuat pupuk organik itu juga mengurangi sampah terbuang. Sampah kaleng juga dimanfaatkan untuk tempat tanaman.

Selain di atas sungai, masyarakat yang memiliki ruang terbuka di atap rumah juga menanam tanaman dengan polybag, seperti yang dilakukan Wawan. Di atap rumahnya terdapat berbagai rupa tanaman, seperti jambu merah, anggrek, tomat, cabai, jahe merah, bayam, daun bawang, bawang merah, dan salada. Keterbatasan lahan di perkotaan tak menghentikan keinginan masyarakat Pajajaran menghijaukan lingkungan.

Agrowisata

Tak hanya Wawan yang rajin merawat tanaman, Udin Kamaludin juga memperhatikan tanamannya setiap hari. Udin tak memiliki lahan pekarangan. Oleh karena itu, dia bercocok tanam di atas sungai yang berhadapan persis dengan rumahnya. Bawang, seledri, kangkung, terong, tomat, jahe dan cabai mengisi “pekarangan” Udin di atas Cilimus.

Seperti Wawan, Udin memiliki tong plastik berisi kotoran dapur, mikroba dan air yang dijadikan pupuk organik. Dia memberi pupuk itu ke tanamannya.

Pria 63 tahun tersebut menjadikan kegiatan bercocok tanam untuk mengisi waktu. Selain itu, dia juga bisa berhemat berkat tanaman yang tumbuh di depan rumahnya.

“Manfaatnya pengeluaran berkurang, sekarang bawang merah Rp 20.000 sehingga tertolong dangan ada tanaman,” ucap Udin.

Sudah banyak manfaat Kelurahan Pajajaran yang dipetik masyarakat dari tanaman yang ditanam di atas Sungai Cilimus. Satu lagi manfaat yang diharapkan masyarakat, yakni lokasi itu bisa menjadi tempat agrowisata.

Lokasi RW 4 Kelurahan Pajajaran sangat potensial dijadikan tempat wisata karena dekat dengan Bandara Internasional Husein Sastranegara yang menjadi pintu gerbang wisatawan ke Bandung. Banyak pula hotel di sekitar kelurahan itu, menunjukkan banyak wisatawan. Promosi secara besar-besaran tentang keberadaan lokasi tersebut akan menggenapi potensi yang sudah dimiliki untuk bisa mendatangkan wisatawan.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.