Kolaborasi Berbagai Pihak Jadi Kunci Cegah Munculnya Limbah Makanan
![](https://citarumharum.jabarprov.go.id/eusina/uploads/2024/06/Screen-Shot-2024-06-26-at-20.49.58.png)
Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Nenny Fasyaini mengatakan, data tersebut menunjukkan, pemborosan pangan di Indonesia sangat besar. Volumenya bahkan dapat menutupi masalah kurang gizi di Indonesia.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya mencegah timbulan limbah makanan dengan mengadakan gerakan selamatkan pangan. Berkolaborasi dengan berbagai pihak, lewat gerakan itu, makanan yang berpotensi terbuang ditampung dari berbagai sumber. Kemudian, makanan didonasikan kepada orang yang membutuhkan.
Donatur makanan berasal dari berbagai pihak, seperti hotel, asosiasi, ritel dan pusat perbelanjaan.
Untuk menyalurkan makanan dari pihak-pihak tersebut, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Food Bank, salah satunya Food Bank Bandung. Adapun, penerima makanan yakni sekolah nonformal, panti asuhan, dan lainnya.
“Kami juga susun surat edaran terkait upaya penyelamatan pangan. Kami sebar surat edaran gubernur itu ke kabupaten, kota dan berbagai pihak,” ujar Nenny dalam acara IKP Talks Seri 7 Tahun 2024 bertema “Makanan Nggak Habis, Bumi Menangis” yang diadakan secara daring, Rabu (26/6/2024).
Pendiri Food Bank Bandung Muchammad Gumilang Pramuwidyatama menambahkan, sebanyak 700 ton limbah makanan muncul di Kota Bandung setiap hari berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2023.
Di sisi lain, 109.000 warga Kota Bandung hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan, 19 persen warga Kota Bandung mengalami stunting.
15 ton makanan
Food Bank Bandung telah menjembatani timbulan makanan berlebih dari sumber untuk pihak yang membutuhkan.
“Lebih dari 15 ton makanan berhasil diselamatkan. Sebanyak 3.000 orang menerima manfaat dan 30 organisasi sosial terlayani,” kata Gumilang.
Selain menyelamatkan makanan dari sumber, Food Bank Bandung juga meletakkan boks di titik-titik tertentu selama jangka waktu tertentu. Makanan yang terkumpul kemudian dibuat menjadi paket dan disalurkan kepada penerima manfaat.
Dikatakan Gumilang, Food Bank Bandung pun mengedukasi masyarakat terkait upaya mencegah munculnya limbah makanan. Semua kegiatan tersebut dilakukan sukarelawan Food Bank Bandung yang sebagian besar anak muda.
Kepala Bidang Informasi Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat Viky Edya Martina menuturkan, untuk mengurangi sampah di TPA, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengajak masyarakat untuk belajar mengelola sampah secara mandiri dari rumah dan meja kerja. Penuhnya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah menjadi penanda penanganan sampah dalam fase kritis. TPA Sarimukti pun sempat terbakar akibat penuhnya timbunan sampah.*
No Comment