Kompos Buatan Kelurahan Panjutan Laris Manis Dibeli Petani
Lurah Panjunan Iya Sunarya mengatakan, volume sampah organik dari 32 RT di Kelurahan Panjunan sangat melimpah, hingga mencapai 1 ton per hari. Sebanyak 300 kilogram sampah organik berasal dari pasar dadakan dan sisanya dari rumah masyarakat.
Sampah yang banyak itu tak disia-siakan masyarakat untuk membuat kompos. Dengan bantuan mesin dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sampah organik sebanyak 1 ton itu digiling setiap hari.
“Proses penggilingan 1 ton sampah organik cuma memakan waktu setengah jam,” ucap Iya di Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R Hikmah, Kelurahan Panjunan, Senin (15/1/2024).
Sampah yang telah berbentuk bubur kemudian dicampur dengan mikro organisme lokal (MOL) dan difermentasi selama 15 hari. Agar kualitas kompos semakin baik, sampah yang telah difermentasi dicampur dengan kotoran dan usus kambing milik peternak yang berada tak jauh dari TPS. Persentase kotoran hewan sebanyak 20% dari volume kompos.
“Daripada kotoran hewan dibuang ke Sungai Citepus, lebih baik dimanfaatkan untuk kompos,” ujar Iya.
Menurut Iya, para petani sayuran yang memanfaatkan kompos dari Kelurahan Panjunan puas dengan kualitas kompos. Kunci kualitas kompos yang baik ada pada pencampuran kotoran dan usus hewan.
5 ton
Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat TPS 3R Hikmah Panjunan Asep Kiki menuturkan, produksi kompos TPS 3R Hikmah Panjunan bisa mencapai 5 ton per bulan. Kompos dijual Rp 5.000 per kilogram kepada petani. Apabila petani membeli dalam jumlah banyak, harga kompos bisa semakin murah, Rp 2.000 per kilogram.
Uang hasil penjualan kompos digunakan untuk operasional TPS, salah satunya membayar petugas TPS yang merupakan karang taruna setempat. Omset penjualan pupuk bisa mencapai Rp 3 juta setiap pemesanan.
“Sesuai slogan kami, sampah dari menjijikan jadi menjanjikan,” kata Asep.
Perlu waktu higga dua tahun untuk menumbuhkan kebiasaan masyarakat memilah sampah. Setiap hari, Asep dan Iya berkeliling kelurahan dan mengingatkan masyarakat untuk memilah sampah.
Upaya lain, setiap 3 rumah, telah disediakan 1 tong sampah untuk membuang sampah organik.
Mengubah pola pikir masyarakat agar memilah sampah memang tak mudah. Namun, berkat kegigihan petugas kelurahan dan TPS, slogan masyarakat Kelurahan Panjunan untuk menjadikan sampah sesuatu yang menjanjikan manfaat telah menjadi nyata.*
No Comment