Konsisten Pilah Sampah, Masyarakat Dapat Keuntungan Finansial
Masyarakat RW 11 mulai memilah sampah pada saat TPA Sarimukti kebakaran akhir 2023. Sampah anorganik yang terpilah kemudian dijual ke Bank Sampah Induk Kota Bandung.
Mobil bak terbuka Bank Sampah Induk Kota Bandung datang sebulan sekali menghampiri warga dan mengambil sampah. Sampah lalu ditimbang dan volumenya dicatat.
Masyarakat pun merasakan dampaknya, yakni mendapat uang dari hasil penjualan sampah anorganik ke Bank Sampah Induk Kota Bandung. Salah satu warga yang untung berkat memilah sampah adalah Duryati.
Dalam setahun, dia mendapatkan uang hingga Rp 1 juta dari menyetor sampah ke Bank Sampah Induk Kota Bandung. Sampah yang disetorkan berupa kardus dan botol plastik.
“Uang dari sampah bisa beli kulkas,” kata Duryati di Kelurahan Sukamiskin, Senin (9/9/2024).
Tak hanya karena keuntungan finansial, Duryati juga konsisten memilah sampah demi kebersihan lingkungan.
Alasan serupa datang dari warga lain, Lilis. Pedagang makanan itu bergabung ke Bank Sampah Induk Kota Bandung karena motivasi dari diri untuk menjaga lingkungan.
“Peduli sampah biar bersih lingkungan,” ujar Lilis.
Sebagai pedagang, Lilis memiliki banyak botol plastik bekas tempat minyak goreng. Dalam sehari, terdapat empat botol plastik bekas minyak goreng.
Sampah tersebut diserahkan ke Bank Sampah Induk Kota Bandung dan dia mendapat uang Rp 300.000 setahun.
Ketua bank sampah RW 11 Kelurahan Sukamiskin Sari Sagitaria mengatakan, pada mulanya, nasabah bank sampah di RW 11 hanya delapan orang. Semakin hari, jumlah nasabah semakin bertambah hingga mencapai 34 orang.
Adapun, volume sampah yang diserahkan ke Bank Sampah Induk Kota Bandung mencapai 100 kilogram per bulan. “Pada Juli Agustus lebih banyak sampah karena banyak buku bekas atau setelah Idulfitri karena banyak gelas dan botol plastik bekas,” ujar Sari.
Sebagai ketua bank sampah RW 11, Sari terus-menerus mendorong masyarakat memilah dan menyerahkan sampah ke bank sampah. Mereka pun saling mengingatkan agar konsisten memilah sampah. Berkat kekompakkan itu, bibit-bibit kesadaran memilah sampah semakin menyebar luas.*
No Comment