Kurangi Sampah Berbuka Puasa, Apa Saja Tantangannya?

Masjid Al-Lathiif mulai menerapkan pengurangan sampah pada Ramadan tahun ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyediakan piring dan gelas untuk mewadahi makanan dan minuman berbuka puasa. Peralatan itu sebagai pengganti kemasan plastik.
Ketua Akhwat Masjid Al-Lathiif Wida Agusniati mengatakan, tantangan pertama yang dihadapi yaitu meyakinkan jamaah untuk mengurangi sampah. Beberapa jamaah masjid ragu untuk menggunakan fasilitas yang telah disediakan pengurus masjid, seperti air yang diolah sendiri dengan menggunakan mesin.
Selain itu, pengurus masjid juga mengalami tantangan makanan tidak bisa terlalu lama dihidangkan terbuka di atas piring karena tidak tertutup plastik kemasan. Untuk mengatasi hal itu, pengurus masjid memasak makanan mendekati waktu berbuka puasa.
Meski terdapat tantangan, pengurus Masjid Al-Lathiif tak gentar melanjutkan langkahnya mengurangi sampah. Wida yakin, upaya mengurangi sampah akan dilanjutkan pada Ramadan tahun depan.
“Masih mau lanjut karena dengan segala kerepontan, tidak lebih dari 5 kilogram sampah yang ke TPS. Sebelumnya tidak mikirin itu (sampah),” ucap Wida di Masjid Al-Lathiif, Jalan Saninten Nomor 2, Kecamatan Bandung Wetan, Senin (10/3/2025).
Langkah mengurangi sampah, lanjut Wida, menjadi upaya menjaga bumi. Dia berharap, kebiasaan yang diterapkan di masjid bisa diterapkan jamaah dalam kehidupan di luar masjid.
Jamaah pun tidak merasa repot dengan langkah mengurangi sampah di Masjid Al-Lathiif.
Seorang jamaah Lina selalu membawa tempat minum sendiri ketika berbuka puasa di Masjid Al-Lathiif. Dia tidak merasa repot terhadap imbauan pengurus masjid untuk membawa tempat minum. Apabila ingin menambah air, Lina tinggal mengisi tempat minum di dispenser.
“Orang-orang punya tumblr masing-masing karena sudah pada sadar mengurangi sampah,” ucap Lina.
Jika ada sampah yang dihasilkan saat berbuka puasa di masjid, Lina membawa pulang ke rumah.
Menurut dia, pengurangan sampah yang diterapkan di Masjid Al-Lathiif bagus karena bisa melindungi lingkuangan. Langkah tersebut bisa menyadarkan jamaah sadar bahwa sampah harus diolah supaya tidak membludak di tempat pembuangan akhir (TPA).*
No Comment