Blog

KOTA BANDUNG – Langkah kecil yang dilakukan dari rumah bisa berdampak besar asalkan berlangsung secara terus-menerus. Contohnya, dua ibu rumah tangga, Dina dan Andin, yang menyuarakan gaya hidup minim sampah hingga berhasil menggerakkan banyak orang untuk mengikuti langkah mereka.

Andin mulai memilah antara sampah organik dan anorganik di rumah pada 2019. Sampah organik diolah dengan metode biopori.

Dia kemudian terbersit untuk mengajak tetangga-tetangganya turut memilah sampah. Ketua RT setempat menyambut baik keinginan itu, lalu mengadakan pelatihan mengolah sampah untuk masyarakat. Kini, masyarakat di tempat tinggal Andin sudah terbiasa memilah sampah dengan metode biopori.

“Tidak ada lagi genangan air kalau hujan karena cepat menyerap ke dalam biopori,” kata Andin dalam podcast Ngobrolin Citarum.

Cerita Andin mirip dengan Dina yang juga mengolah sampah sendiri di rumah. Kebiasaan itu bermula saat dia memiliki hobi baru, yakni berkebun, ketika pandemi Covid-19.

Dina kemudian membuat pupuk organik dari sampah dapur untuk tanamannya. Hasil panen, seperti cabai dan tomat, dari kebun dia nikmati untuk konsumsi keluarga.

Namun, kebiasaan baik itu tak bisa langsung diterapkan ke semua anggota keluarga.

“Tantangan banyak (anggota keluarga) yang belum satu visi misi, tetapi saya tetap berusaha mencontohkan pilah sampah organik dan anorganik. Hal baik pasti akan diikuti orang,” ucap Dina.

Setelah beberapa lama, anggota keluarga Dina mulai mengikuti jejaknya dalam pengolahan sampah.

Dina dan Andin kemudian bertemu karena kebiasaan yang sama. Untuk menyebarkan semangat mengolah sampah ke lebih banyak orang, mereka kompak membuat acara Pasar Guyub.

Acara itu mewadahi kegiatan bisnis pelaku usaha kecil menengah. Syaratnya, penjual harus menggunakan kemasan ramah lingkungan.

Pengunjung juga bisa menyetorkan sampah anorganik pada acara tersebut. Meski pada awalnya mereka menghadapi beberapa rintangan, Pasar Guyub akhirnya berhasil menarik minat banyak orang untuk berkunjung.

Acara tersebut juga diisi dengan kegiatan gelar wicara, lokakarya, hingga memberi makan hewan. Sejak tahun lalu, Pasar Guyub telah digelar sebanyak lima kali. Dina dan Andin membuktikan bahwa niat baik dari diri sendiri dapat berdampak luas bagi masyarakat.*