Limbah dari Rumah Tangga Mendominasi Pencemaran Sungai Cilamaya

Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Asiah mengatakan, banyaknya limbah tinja manusia di Sungai Cilamaya disebabkan oleh perilaku buang air besar sembarangan. Khusus di Karawang, sebanyak 9.000 kepala keluarga masih buang air besar sembarangan.
Di sisi lain, sejumlah peternak juga langsung membuang kotoran ternaknya ke sungai. Pada saat alat pengukuran kualitas air dipasang, alat itu rusak karena banyak kotoran hewan.
Selain fecal coliform, jenis limbah rumah tangga lain yang mencemari Sungai Cilamaya adalah minyak jelantah. Di beberapa lokasi, seperti Desa Cilamaya, kandungan minyak jelantah telah melewati batas baku mutu.
“Biasanya minyak jarang terdeteksi. Kalau terdeteksi, ini sudah berlebihan pencemarannya,” ucap Asiah pada acara Sosialisasi PPK DAS Cilamaya dan Edukasi Pengelolaan Sampah Skala Rumah Tangga di Kantor Kecamatan Jatisari, Kamis (11/7/2024).
Deterjen juga merupakan salah satu limbah dari rumah tangga yang mencemari Sungai Cilamaya. Deterjen berasal dari kegiatan mencuci sehari-hari. Selain itu, terdeteksi juga amonia di Sungai Cilamaya yang berasal dari rumah tangga.
Program penanganan
Kepala Bidang Konservasi Lingkungan dan Pengendalian Perubahan Iklim Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat Maria Angela Novi menuturkan, beberapa program telah dicanangkan untuk menangani masalah pencemaran Sungai Cilamaya, salah satunya Eco Village. Bimbingan teknis terkait program tersebut telah dilaksanakan sehingga diharapkan masyarakat desa bisa identifikasi masalah lingkungan dan memberi solusi terhadap masalah itu.
Program lain, yakni Kampung Iklim. DLH Jawa Barat mendorong pengembangan bank sampah di sekitar Sungai Cilamaya.
“Bank sampah induk sudah berdiri di Purwakarta dan Karawang. Volume sampah yang dikelola 5.000 kilogram per bulan,” kata Maria.
Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat juga mendorong gerakan peduli lingkungan di sekolah-sekolah melalui program Sekolah Adiwiyata. Sebanyak 38 sekolah Adiwiyata di Karawang telah mengelola sampah secara mandiri. Kemampuan mengelola sampah diharapkan bisa menekan pembuangan sampah ke Sungai Cilamaya.*
No Comment