Lomba Memancing Ungkap Penemuan Ikan Langka di Citarum
Lomba ini diadakan dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kabupaten Karawang yang ke-390 dan merupakan kolaborasi antara Sektor 18 Citarum Harum dan Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai Citarum (Forkadasc+). Ratusan pecinta mancing berkumpul di bibir Sungai Citarum untuk mengikuti lomba yang berlangsung pada Sabtu (16/9/2023).
Kolonel Czi Suyatrinu Wardedi, Dansektor 18 Citarum Harum, mengungkapkan bahwa lomba ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara Satgas CH Sektor 18 dengan masyarakat setempat. Dia juga menekankan bahwa kualitas air Sungai Citarum telah membaik sehingga ikan-ikan endemik seperti Sili dan Bulus Citarum bisa hidup.
“Kegiatan ini adalah salah satu bentuk silaturahmi dengan masyarakat dan bukti bahwa kualitas air Sungai Citarum telah membaik, sehingga ikan-ikan endemik bisa hidup. Kami sengaja mengadakan kompetisi memancing ikan endemik ini sebagai bagian dari perayaan,” katanya.
Ikan endemik yang ditemukan dalam lomba ini meliputi Sili, Bulus Citarum, Tawes Ekor Merah, dan Gabus. Forkadasc+ sebelumnya telah melakukan penelitian dan identifikasi ikan endemik Sungai Citarum pada tahun 2018, dan mereka kini ingin mengevaluasi kembali keberadaan ikan-ikan tersebut setelah lima tahun.
Yazid Alfaizun, Ketua Forkadasc+, berharap bahwa temuan ini akan mendorong pertumbuhan populasi ikan endemik di Sungai Citarum, terutama dengan adanya program Citarum Harum. Ikan hasil lomba ini rencananya akan dikembangbiakkan dan dilepas kembali ke Sungai Citarum.
Total ada 90 tim dengan 270 peserta yang berpartisipasi dalam lomba memancing ini, termasuk warga dari Bogor, Purwakarta, dan Jakarta. Lomba berlangsung sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Taufan Suranto, Staf Ahli Satgas Citarum Harum, mengungkapkan pentingnya mengintegrasikan identifikasi ikan endemik dalam upaya konservasi. Ini melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi, komunitas, dan perusahaan swasta. Dia juga menyoroti peran penting Perum Jasa Tirta II sebagai pengelola irigasi dan kanal dalam upaya konservasi ikan endemik.
“Konservasi membutuhkan waktu dan kolaborasi yang luas. Salah satu langkah awal adalah melindungi habitat ikan endemik dan membangun kawasan edukasi dan konservasi khusus,” katanya.
sumber : Kompas Bandung
No Comment