Blog

KOTA BANDUNG – Masyarakat Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Bandung Kulon merespon positif keberadaan Mesin Olah Runtah (Motah-6) di wilayahnya. Dengan hadirnya Motah-6, masyarakat tidak perlu bingung cara mengelola sampah.

Seorang warga Oban menuturkan, masyarakat tidak merasakan asap dari pembakaran sampah di Motah-6. Hal itu karena rumah warga jauh dari lokasi Motah-6.

“Asapnya aman, tidak mengganggu. Motah-6 tidak terlalu dekat,” kata Oban di Kelurahan Cigondewah Kaler, Selasa (3/9/2024).

Dia pun antusias akan memberikan sampahnya ke lokasi Motah-6. Sebelumnya, Oban membakar sendiri sampah yang dihasilkan.

Warga lain, Jali juga menyambut baik kehadiran Motah-6. Asap dari mesin tersebut tidak menganggu karena lokasi Motah-6 berada dekat gudang, bukan pemukiman masyarakat.

Dia menunggu sosialisasi lebih lanjut tentang prosedur pemberian sampah ke lokasi Motah-6.

Komandan Subsektor 2 Sektor 22 Peltu Aris Santoso mengatakan, asap dari Motah-6 hanya keluar sekitar lima menit setelah mesin dinyalakan. Setelah itu, proses pembakaran sampah tidak mengeluarkan asap. Pada suhu 800 sampai 1.000 derajat celsius, sampah dibasahkan sehingga tidak menimbulkan asap.

Selain tidak mengganggu karena nyaris tanpa asap, Motah-6 juga memiliki keunggulan lain.

“Sampah residu, seperti popok bayi dibakar pada suhu di atas 800 derajat dalam waktu 15 menit bisa langsung jadi abu. Kalau dibakar manual, sampah popok bayi dalam 24 jam belum habis,” kata Aris di Kelurahan Cigondewah Kaler, Selasa (3/9/2024).

Hanya ada beberapa jenis sampah yang tidak bisa dibakar di dalam Motah-6 karena akan menimbulkan ledakan, seperti baterai telepon seluler dan botol parfum.

Oleh karena itu, sebelum sampah dimasukkan ke dalam Motah-6, dilakukan pemilahan sampah oleh para pekerja.

Dikatakan Aris, Satgas Citarum Harum bersama petugas kewilayahan segera mensosialisasikan pengelolaan sampah dengan Motah-6 kepada masyarakat.*