Mengenal Modifikasi Cuaca yang Direncanakan Gubernur Jawa Barat

Modifikasi cuaca menjadi salah satu yang direncanakan Gubernur Jabar dalam mitigasi cuaca yang berakibat banjir di wilayah Jawa Barat. Rencana ini akan dimulai sejak tanggal Selasa, 11 Maret – Kamis, 20 Maret. Prosesnya melibatkan tim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta pihak Bandara Husein Sastranegara.
Dalam video Instagram yang diunggah Gubernur Jabar @dedimulyadi71, Tri Handoko Seto, selaku Deputi Bidang Modifikasi BMKG, menjelaskan bahwa modifikasi cuaca merupakan sebuah cara dalam mempercepat proses turunnya hujan di area tertentu, guna mengurangi potensi bencana yang terjadi di daratan, dalam hal ini bencana banjir di wilayah Jabar.
“Itu adalah upaya kita untuk mengintervensi atmosfer, supaya atmosfer yang isinya awan-awan, berperilaku lebih bermanfaat buat manusia, awalnya mau jadi bencana, jadi bermanfaat,” ujarnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa nantinya hujan yang akan turun di wilayah Jawa Barat akan dipindahkan ke beberapa lokasi seperti Danau Jatiluhur, Laut Selatan, dan Laut Jawa. Cara kerja dari proses modifikasi cuaca adalah dengan menaburkan garam di atas awan guna /memindahkan dan mempercepat terjadinya hujan.
Alasan menggunakan garam sebagai alat pemindahnya karena garam memiliki sifat higroskopisnya yang dapat menarik molekul air di sekitarnya. Tujuan dari tebar garam di awan ini umumnya mengatasi kekeringan agar meningkatkan hasil pertanian, mengurangi resiko banjir yang bisa berdampak pada bencana longsor, dan mengantisipasi cuaca ekstrim.
Untuk melihat hasilnya terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi proses percepatan atau pemindahan hujan setelah penaburan garam pada awan, mulai dari ukuran awan, kondisi lingkungan di sekitar awan yang meliputi, kelembaban, temperatur, kecepatan angin, dan supply massa udara.
No Comment