Blog

KOTA BANDUNG – Masyarakat yang menggunakan metode pengelolaan sampah organik dengan menyediakan maggot perlu waspada saat musim hujan. Kondisi sampah yang lembab bisa mengakibatkan siklus perkembangbiakkan maggot terganggu.

Hal itu diungkapkan pengelola tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) di RW 3, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Agus Ahmad Sugiana, Rabu (8/1/2025). Maggot lebih suka mengonsumsi pakan sampah organik dalam kondisi kering. Sementara itu, sampah organik saat musim hujan selalu dalam kondisi lembab, meskipun sudah diletakkan dalam ember tertutup.

Berbeda pada saat musim kemarau, sampah organik di dalam ember bisa mengering karena terpaan matahari.

“Kalau musim hujan, sampah organik basah terus hingga jadi busuk. Maggot kalau sampah organik busuk tidak mau,” kata Agus.

Dampaknya, perkembangbiakkan telur maggot hingga menjadi lalat black soldier fly berlangsung lebih lama. Idealnya, metamorfosa maggot dari telur hingga menjadi lalat dewasa memakan waktu 40 hari.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Agus punya solusi yang telah diterapkan. Dia memasang spandek di bagian atas tempat perkembangbiakkan maggot di TPST Braga. Dengan begitu, hujan tidak membasahi tempat maggot berkembangbiak. Sebelumnya, bagian atas tempat perkembangbiakkan maggot hanya ditutup dengan terpal.

Dia berharap, suatu saat nanti, perkembangbiakkan maggot di TPST Braga bisa dilakukan di tempat tertutup sehingga suhu lebih hangat. Saat ini, kegiatan perkembangbiakkan maggot di TPST Braga berlangsung di lahan terbuka.

Maggot dapat berkembangbiak dengan baik pada suhu 24 hingga 30 derajat celsius.
Oleh karena itu, bagi masyarakat yang ingin mengelola sampah organik dengan metode maggot perlu memerhatikan suhu udara di rumah maggot.

Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Aep Sulaeman pun berharap bisa menemukan alternatif lahan untuk pengelolaan sampah, yang di dalamnya terdapat tempat perkembangbiakkan maggot. Lahan menjadi salah satu hal yang perlu disiapkan saat hendak mengembangbiakkan maggot. Sementara, keersediaan lahan kosong di Kelurahan Braga saat ini terbatas.*