Organic Tower Garden, Teknik Berkebun Efisien di Perkotaan

Kepala RW 08 Kelurahan Kujang Sari, Kecamatan Bandung Kidul Etep Suryadi menjelaskan cara mengimplementasikan OTG, Kamis (16/11/2023). Teknik ini sudah diterapkan di lokasi tersebut sejak 2019.
Diperlukan tiga ember yang telah dilubangi di sekelilingnya untuk membuat OTG. Selain itu, dibutuhkan tanah yang telah dicampur pupuk organik serta paralon yang telah dilubangi di sekelilingnya.
Tanah hanya dimasukkan ke dalam dua ember. Satu ember lain dibiarkan kosong untuk menampung air limbah sampah organik. Air limbah berasal dari sampah organik yang dimasukkan ke dalam paralon.
Ketiga ember kemudian ditumpuk secara vertikal. Ember yang kosong berada di paling bawah, sedangkan dua ember berisi tanah diletakkan di bagian tengah dan atas. Lalu, letakkan paralon memanjang di tengah-tengah ember dari ember paling atas ke ember paling bawah.
Untuk mulai menanam, bibit tanaman dimasukkan lewat lubang-lubang di sekeliling ember.
Masyarakat RW 08 Kelurahan Kujang Sari sudah memiliki 150 OTG yang diletakkan berjejer di salah satu sisi taman di RW itu. Berbagai tanaman ditanam dengan teknik OTG, seperti kangkung, pakcoy, dan sosin.
Dikatakan Etep, setiap RT diberi tugas merawat OTG dengan cara menyirami setiap pagi dan sore. Sementara, pupuk kompos didapat tanaman dari sampah organik di dalam paralon dan yang dicampur di dalam tanah. Pupuk organik juga diperoleh dari air sampah organik yang tertampung di ember paling bawah.
Pada 2022, masyarakat RW 08 pernah menanam bawang secara serentak dengan teknik OTG. Hasilnya, dari semua OTG di RW 08 menghasilkan 50 kilogram bawang pada panen pertama dan 60 kilogram bawang pada panen kedua.
“Hasil panen biasanya dibagikan kepada masyarakat dan sisanya dijual ke warung sekitar,” kata Etep di RW 08, Kamis (16/11/2023).
Kelebihan OTG
Ketua RT 07 RW 08 Ating menambahkan, penanaman dengan teknik OTG tak memerlukan lahan yang luas karena ditanam di ember yang bertumpuk vertikal. Meski tanah yang diperlukan terbatas, hasil panen dengan teknik OTG tergolong banyak. Satu OTG bisa menghasilkan 1 kilogram kangkung.
Masa panen pun lebih capat karena tanaman dalam OTG mendapat pupuk organik. Kangkung sudah bisa dipanen setelah 28 hari usai ditanam. Biasanya, masa panen kangkung adalah 45 hari setelah ditanam.
Selain itu, tanah dalam ember tidak ditumbuhi banyak rumput. Kondisi ini berbeda dengan teknik penanaman di tanah datar.
Meski demikian, penyiraman tanaman yang ditanam dengan teknik OTG harus dilakukan secara telaten. Air harus dialiri lebih banyak agar menyerap dari ember paling atas ke ember di tengah. Apabila air kurang, maka tanaman akan kurus.
Tanah dalam ember juga harus dibongkar dan diganti dengan yang baru setelah tiga kali panen.
Meski demikian, jenis tanaman yang bisa ditanam dengan teknik OTG tidak terbatas. Dikatakan Ating, berbagai sayuran sudah pernah ditanam dengan teknik OTG.*
No Comment