Para Pemuda Kota Bandung Yakin Bertani di Tengah Kota
Anak-anak muda yang menamai diri komunitas Seni Tani itu terdorong membawa perubahan yang lebih baik di bidang pertanian. Salah satu yang ingin mereka benahi yakni rantai pasok hasil panen yang panjang dari petani ke konsumen.
Oleh karena itu, mereka mencarikan langsung pelanggan untuk memasarkan hasil panen petani. Pelanggan diajak berlangganan minimal 1 bulan agar petani mendapat kepastian distribusi hasil panennya.
Dampaknya, biaya distribusi bisa dipangkas sehingga harga sayur dan buah hasil petani terjangkau. Dikatakan Fathan, sayur dan buah yang ditanam alami dari kebun Komunitas Seni Tani dijual rata-rata Rp 30.000 per kilogram.
“Petani dapat harga layak. Konsumen merasa pas harga segitu,” ucap Fathan di Kebun Seni Tani, Arcamanik, Kamis (28/3/2024).
Komunitas Seni Tani juga menjalankan jual beli yang transparan. Direktur Seni Tani Vania Febriyantie menambahkan, konsumen diberi tahu tentang cara menanam, siapa yang menanam, hingga kondisi hasil panen. Dengan begitu, konsumen bisa memastikan makanan yang dikonsumsi aman.
“Selama ini sistem yang ada kurang mengoneksikan kita dengan asal makanan kita. Kita tidak tahu bahan-bahan apa yang ada dalam makanan. Oleh karena itu, kami kasih tahu ke pelanggan,” kata Vania.
Belajar otodidak
Fathan mengatakan, ilmu pertanian didapat Komunitas Seni Tani secara otodidak. Mereka praktik langsung di lapangan dan giat meningkatkan ilmu pertanian dari kegiatan dan seminar pertanian. Mereka juga bekerja sama dengan pihak lain untuk bertukar ilmu pertanian.
“Tidak ada dari kami yang mendapat ilmu pertanian dari orangtua secara turun temurun,” kata Fathan.
Sama seperti Fathan, Vania juga mendapat ilmu pertanian dari praktik langsung. Dia bekerja sama dengan petani-petani dan mendapat ilmu.
Berkecimpung di dunia pertanian, Vania justru menganggap dunia pertanian adalah sesuatu yang keren. “Pertanian dianggap kurang keren, padahal kita bisa dapat makanan dari pertanian,” kata Vania.
Dia berharap Komunitas Seni Tani bisa membangun sistem pangan berkelanjutan di Kota Bandung. Dengan demikian, kebutuhan pangan di Kota Bandung bisa tercukupi dari Kota Bandung, bukan luar daerah. Nah, semoga semakin banyak anak muda yang memiliki visi yang sama.*
No Comment