Perguruan Tinggi Diyakini Beri Dampak Besar Terhadap Restorasi Sungai Citarum
Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Rohmanur Aziz mengatakan, penanganan Sungai Citarum perlu sentuhan program pemberdayaan. Dia yakin, apabila pemberdayaan masyarakat sekitar Citarum dioptimalkan, maka program Citarum Harum akan lebih berhasil. UIN Sunan Gunung Bandung telah berpengalaman dalam program pemberdayaan masyarakat sejak 2009.
“Kami harap kolaborasi untuk Citarum jadi sungai kebanggaan Jabar,” kata Rohmanur saat berdiskusi dengan sejumlah pihak di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jawa Barat, Jumat (31/5/2024).
Program pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan di Sungai Citarum bukan sekadar memberikan keahlian tertentu kepada masyarakat. UIN Sunan Gunung Djati Bandung akan berupaya mengubah pola pikir masyarakat agar menjaga Sungai Citarum, salah satu contohnya tidak membuang sampah ke sungai.
“Kalau dilakukam secara massal, maka perilaku masyarakat berubah karena persoalan sampah itu soal pola pikir dan sikap,” ujar Rohamur.
Program pemberdayaan masyarakat di sekitar Citarum akan diintegrasikan dengan program kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Apabila mahasiswa dikerahkan menjaga Sungai Citarum, dia yakin dampaknya akan luar biasa.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah menuturkan, upaya menjaga Sungai Citarum tak bisa dilakukan satu pihak saja. Energi yang dimiliki perguruan tinggi sangat besar sehingga akan bermanfaat apabila digunakan untuk ikut merestorasi Sungai Citarum.
“Masyarakat sangat menghormati dan punya harapan ketika yang ikut menjaga Citarum mahasiswa,” ucap Asep.
Perguruan tinggi juga didorong menggadengan aparat desa. Dengan otoritas yang dimiliki, aparat desa juga bisa menjadi pihak yang siap menjaga lingkungan. Bahkan, Asep yakin, aparat desa bisa meneruskan amanat merestorasi Sungai Citarum ketika program Citarum Harum selesai.*
No Comment