Blog

Perkembangbiakkan Maggot Menjadi Bisnis Menjanjikan

KOTA BANDUNG – Pengelolaan sampah organik dengan menggunakan maggot ternyata menyimpan potensi bisnis yang menjanjikan. Hal itu telah dirasakan pengelola maggot di beberapa kelurahan, termasuk Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong.

Pengelola rumah maggot yang juga Ketua RW 2 Kelurahan Cicaheum Acep Arman mengatakan, sejak rumah maggot didirikan pada Desember 2023, pihaknya telah menjual 35 kilogram maggot. Peminatnya yakni para peternak ayam dan ikan di Bandung dan luar Bandung.

“Jualan lewat Facebook, banyak komunitas peternak yang mau beli maggot,” ucap Acep di rumah maggot Kelurahan Cicaheum, Jumat (2/1/2024).

Menurut Acep, permintaan maggot tergolong banyak. Sebanyak 10 kilogram maggot bisa terjual dalam kurun waktu kurang dari 1 jam di media sosial Facebook. Maggot dijual Rp 8.000 per kilogram dan saat ini modal perkembangbiakkan maggot telah kembali.

Acep pun menargetkan jumlah maggot yang dijual semakin bertambah pada bulan depan, mencapai 50 kilogram per hari.

Pengelola rumah maggot Kelurahan Cicaheum punya cara agar maggotnya diminati pembeli. Acep mencampurkan maggot dengan parutan ampas kelapa sehingga maggot tampak bersinar oleh minyak kelapa.

Maggot diminati peternak karena harganya yang lebih murah dibandingkan pur ayam, yakni pakan ayam yang terbuat dari dedak, bekatul, bungkil, tepung ikan dan bahan lain. Harga pur ayam bisa mencapai Rp 12.000 per kilogram.

Selain maggot, kasgot atau sisa makanan maggot juga diminati petani untuk kompos. Menurut Acep, kualitas kasgot lebih baik dibandingkan dengan pupuk kompos terbuat dari kotoran hewan. Hal itu karena maggot mengkonsumsi sampah organik yang terdiri dari berbagai jenis makanan.

Kedepan, dia berencana menjual maggot yang dikeringkan dengan taksiran harga jual lebih mahal dibandingkan maggot biasa, yaitu Rp 10.000 per 100 gram. Selain itu, Acep berencana menjual kasgot atau sisa makanan maggot.

“Maggot jadi bisnis yang menjanjikan. Maggot yang dulu saya lihatnya ‘geuleuh’, sekarang jadi cuan,” ucap Acep.

Perbanyak sampah organik

Untuk bisa mendukung perkembangbiakkan maggot, diperlukan semakin banyak sampah organik. Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Cicaheum Jaenah menambahkan, saat ini, sampah organik yang diolah di rumah maggot baru berasal dari RW 2, RW 3 dan RW 4. Volume sampahnya sebanyak 30 kilogram per RW per hari.

Dia akan mensosialisasikan kepada ketua RW lain untuk menyalurkan sampah organik ke rumah maggot. Petugas dari rumah maggot pun akan mengambil sampah organik dari rumah warga masing-masing. Dengan demikian, warga dari semua RW yang berjumlah 12 menyalurkan sampahnya ke rumah maggot.

Siapa sangka, maggot bisa membersihkan lingkungan dan membawa untung. Dikatakan Jaenah, dengan berkembangnya rumah maggot, masalah pengangguran juga bisa teratasi karena pekerja di rumah maggot merupakan anggota karang taruna RW 2 Kelurahan Cicaheum.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.