Program Inspiratif Pemerintah Dalam Menangani Sampah dan Penghijauan

Melalui kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, Kota Bandung seiring waktu menemukan solusinya dalam menanggulangi masalah lingkungan. Dari program-program yang sudah terlaksana, terbukti bermanfaat bagi masyarakat dan mampu mengatasi permasalahan lingkungan secara mandiri.
Oleh karenanya, agar sobat citarum juga dapat mengatasi masalah lingkungan secara mandiri, mulai dari rumah. Mulai lah dengan memahami dan menerapkan program-program pemerintah berikut ini. Setelah memahami, sobat sudah bisa berkontribusi dalam menjaga penurunan jumlah sampah dan kelestarian lingkungan di Kota Bandung. Yuk, simak lebih lanjut programnya.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Pernahkah sobat mendengar sebelumnya tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau biasa dikenal dengan STBM? Kalau belum, sobat harus tahu ini lebih dulu sebelum program yang lain.
STBM merupakan salah satu program pemerintahan melalui Kementerian Kesehatan mengeluarkan Kebijakan Putusan Menteri No. 852/Menkes/SK/IX/2008 perihal Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Kemudian pada perkembangan selanjutnya diganti dengan Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Dimana kebijakan ini berisi serangkaian program nasional yang berlandaskan pada konsep pemberdayaan masyarakat dengan bertumpu pada delapan pilar dalam membawa perubahan hidup masyarakat menuju perilaku higienis. Disampaikan pula oleh Pelaksana Harian Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ni Luh Widyastuti, pada kegiatan Gebyar STBM Stunting di d’Botanica Bandung Mall, Kamis (14/11/2024).
“Dengan menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) melalui STBM, sudah merupakan salah satu upaya intervensi dalam penanganan stunting di Kota Bandung,” ujar Ni Luh..
Berikut ini delapan pilar STBM,
- Tidak buang air besar sembarangan.
- Cuci tangan pakai sabun.
- Mengolah air minum dan makanan rumah tangga.
- Mengolah sampah rumah tangga.
- Mengolah limbah cair rumah tangga.
- Gizi ibu hamil.
- Pemberian makanan tambahan bayi dan anak.
- Pemantauan tumbuh kembang anak.
Mengapa STBM merupakan program yang harus sobat ketahui lebih dahulu? Selain program ini sudah berjalan sejak lama, program ini juga memiliki tujuan yang mendasar dalam kehidupan masyarakat, seperti mencegah penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar, serta memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Kang Pisman (2018)
Program berikutnya yang wajib sobat ketahui khususnya wargi Jawa Barat adalah Kang Pisman. Kang Pisman merupakan sebuah program Pemerintah Daerah Kota Bandung untuk mengurangi, memisahkan, dan memanfaatkan sampah. Program ini bertujuan untuk mengubah peradaban dan penerapan sistem pengelolaan sampah di Kota Bandung.
Penjabaran Kang Pisman ialah Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan. Pertama, artian dari kata kurangi bertujuan agar sampah yang masih bisa digunakan, seperti kertas bekas dan botol bekas, tetap untuk digunakan kembali selagi masih layak pakai. Arti kedua dari pisahkan ialah, harapannya warga memiliki kesadaran untuk memisahkan sampahnya ketika membuang sampah. Ketiga, memanfaatkan sampah sisa makanan, daun, dan ranting yang dapat diolah dengan biodigester, bata terawang, biopori, takakura, pipa komposter, dan sejenisnya.
Lebih dari itu, program Kang Pisman juga memberdayakan masyarakat yang minim pengetahuan tapi ingin mengelola sampah dengan baik. Salah satu upayanya dengan membuka Sekolah Kang Pisman yang sudah di resmikan buka pada 11 Agustus 2022 silam. Sekolah ini merupakan sarana pendidikan atau pelatihan tentang pengelolaan sampah.
Abah Timi (2019)
Antusias masyarakat dalam pengelolaan sampah dibuktikan oleh warga Kelurahan Antapani Tengah. Ini dibuktikan dengan inovasi pengelolaan sampah yang mereka luncurkan bernama Abah Timi. Program ini dapat dikatakan sebagai ‘Ayah’ dari Kang Pisman, hal ini tidak lepas dari peranan Abah Timi yang mengharuskan warganya mengelola sampah secara mandiri terlebih dahulu, sebelum akhirnya akan dikelola melalui program lanjutan Kang Pisman.
Abah Timi sendiri merupakan sebuah singkatan dari “Abdi Milah Sampah ti Bumi”, atau berarti “Saya Memilih Sampah dari Rumah”. Luncurkan pada awal tahun 2020, Abah Timi mendapatkan respons positif dari masyarakat. Guna memaksimalkan program ini, selain intensif pengadaan sosialisasi dan pelatihan khusus tentang pengelolaan sampah mandiri, kawasan RW 19 menjadi salah satu kawasan dalam percontohan program Abah Timi.
Hingga kini, program Abah Timi telah membantu dalam pengurangan penumpukan sampah di beberapa wilayah padat penduduk, khususnya Kelurahan Antapani Tengah.
Program Bandung Menanam (2019)
Diluncurkan pada tahun 2019, program Bandung Menanam merupakan sebuah langkah konkrit yang dilakukan Pemerintah Daerah Kota Bandung dalam mengurangi perubahan iklim, memulihkan area hijau yang berkurang, termasuk daerah tangkapan air, dan meningkatkan kapasitas serapan karbon.
Lebih dari itu, program ini juga diharapkan mampu menyediakan ruang terbuka bagi masyarakat dan bermanfaat bagi masyarakat kedepannya. Program ini sukses digelar setiap tahunya dengan menanam ribuan bibit pohon di beberapa wilayah di Bandung Raya.
Terakhir pada tahun 2024, Bandung Menanam telah masuk Jilid 6, dengan menanam sebanyak 31.000 pohon yang dipusatkan di Kanhay, Kecamatan Cibiru, dan serentak di berbagai kecamatan lainnya di kawasan Bandung Utara.
“Lahan kritis adalah sebuah ancaman kehidupan. Oleh karenanya, kita perlu menanam tanaman keras di lahan-lahan terbuka. Ini peran semua elemen, tidak hanya pemerintah, tapi juga masyarakat,” ujar Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara pada Rabu (27/11/2024).
Program Mapag Hujan dan Pelestarian Kawasan Utara (2024)
Diperkenalkan pada awal tahun 2024, Program Mapag Hujan dan Pelestarian Kawasan Utara merupakan program yang saling berkaitan dengan Bandung Menanam. Hal ini terlihat pada tujuan keduanya dalam mengatasi lahan kritis di Kawasan Bandung Utara (KBU).
Program ini melibatkan reboisasi untuk membersihkan saluran air, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya KBU dalam mengurangi dampak banjir. Menurut Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara, pelestarian KBU sebagai solusi jangka panjang dalam mengendalikan banjir di Bandung. Karena bermula dengan memperbaiki lahan kritis di KBU, maka debit air yang mengalir ke kota dapat dihindari.
“Langkah ini harapannya mampu menciptakan sinergi antara pencegahan banjir dengan upaya pelestarian lingkungan,” ujarnya.
Optimalisasi Rumah Maggot (2024)
Program terakhir yang harus sobat tahu ialah Optimalisasi Rumah Maggot. Program ini hadir pada tahun 2024 sebagai solusi inovatif terhadap pengelolaan sampah organik. Rumah maggot merupakan sebuah fasilitas untuk membudidayakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF), yang mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk organik, dan pakan hewan berkualitas tinggi.
Tidak hanya efektif dalam mengurangi sampah organik, tetapi memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar. Kepala Seksi Peningkatan Kapasitas dan Edukasi Kebersihan DLH Kota Bandung, Syahriani, menyampaikan bahwa salah satu langkah strategisnya dalam mengatasi permasalahan sampah adalah dengan menerapkan di setiap kelurahan mampu mengolah sampah organik hingga 350 kg per hari.
Semua program di atas tidak lepas dari upaya pemerintah dalam menekan ritase ke TPA Sarimukti di Bandung Barat. Menurut Dudy Prayudi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), rata-rata ritasi sampah di TPA Sarimukti mengalami penurunan. Dari 153,4 ritase per hari pada November 2024, menjadi 136,58 ritase per hari pada Desember 2024.
“Penurunan ritase ini penting. TPA Sarimukti seluas 43 hektar diperkirakan telah melebihi 90 persen. Jadi penanganan sampah di sumber dan pengolahan masih harus tetap ditingkatkan,” pungkasnya.
No Comment