Sadar Lingkungan, Minyak Jelantah Tak Lagi Dibuang
Anggota PKK RW 2 Gempolsari Arum Kartika mengatakan, pengumpulan minyak jelantah bermula dari kondisi saluran air hujan di lingkungan pemukiman yang tersumbat. Kondisi itu mengakibatkan banjir setiap hujan turun deras.
Setelah dicek, diketahui penyebab penyumbatan adalah minyak jelantah yang mamadat di saluran air. Kejadian itu menyadarkan para Ibu untuk tidak lagi membuang minyak jelantah sembarangan.
Minyak jelantah mulai dikumpulkan setiap pekan, lalu dijual ke pihak Novooleum yang akan memanfaatkan minyak jelantah jadi biodiesel. Sudah ada 21 Ibu yang rutin menjual minyak jelantah.
“Dalam sebulan, volume minyak jelantah yang terkumpul dan dijual sebanyak 40 liter,” ucap Arum melalui saluran telepon, Selasa (13/8/2024).
Uang hasil penjualan sebagian dikantongi oleh para Ibu, sebagian lain untuk kas RW dan PKK. Namun, uang yang didapat hanya bonus. Dampak terpenting adalah saluran air yang tidak tersumbat.
Dari membiasakan diri mengumpulkan minyak jelantah, masyarakat RW 2 Gempolsari berencana membuat bank sampah. Nantinya, bank sampah tak hanya menjadi tempat mengumpulkan minyak jelantah, tetapi jenis sampah lain.
“Memilah sampah menyangkut kebiasaan baru. Untuk mulai kebiasan ini, minyak jelantah dulu,” ujar Arum.*
No Comment