Sarjana Matematika Ini Berhasil Tingkatkan Taraf Hidup Masyarakat Lewat Pengelolaan Sampah

Latar belakang pendidikan dalam bidang Matematika mempengaruhi cara Indra mengatasi masalah sampah di Sungai Citarum. Dia melihat masalah Citarum bisa diselesaikan dengan diagram venn.
Terdapat dua kelompok atau himpunan masalah di Sungai Citarum. Himpunan masalah pertama adalah kondisi Sungai Citarum yang tercemar sampah, eceng gondok dan sedimentasi.
Himpunan masalah kedua adalah kondisi masyarakat sekitar Sungai Citarum yang tertinggal dari segi pendidikan, sosial dan ekonomi.
Dua himpunan masalah tersebut, menurut Indra, bisa dihubungkan ibarat diagram venn dan menghasilkan solusi.
Masyarakat yang dilibatkan dalam restorasi Sungai Citarum memberikan solusi bagi sungai dengan cara mengambil sampah.
Sungai juga bisa memberikan keuntungan bagi masyarakat karena sampah bernilai ekonomis yang terkumpul dari Sungai Citarum dapat dijual ke Yayasan Bening Saguling. Masyarakat pada akhirnya mendapatkan uang.
Selain uang, masyarakat bisa memperoleh pengobatan dan pendidikan gratis berkat sampah yang mereka setor ke Yayasan Bening Saguling.
“Ada korelasi positif antara Sungai Citarum dan masyarakat,” ucap Indra pada podcast Ngobrolin Citarum.
Mulai sendiri
Indra mulai aksinya mengambil sampah dari Sungai Citarum setelah lulus kuliah pada 2000. Saat itu, dia melihat kondisi Sungai Citarum berbeda dibandingkan ketika Indra kecil.
“Dulu tidak mengenal adanya sampah, sekarang ada. Dulu tidak ada eceng gondok, sekarang ada. Oleh karena itu, saya tergerak untuk mengembalikan kondisi Sungai Citarum menjadi indah,” ucap Indra.
Dia mulai memungut sampah dari Sungai Citarum seorang diri. Kemudian, sampah yang terkumpul dijual ke pengepul dan menghasilkan uang.
Dia juga membuat kerajinan tangan dari eceng gondok untuk kemudian dijual. Indra belajar membuat kerajinan tangan secara otodidak yang dipelajari dari buku dan siaran televisi.
Melihat Indra yang bisa mendapat uang dari sampah, warga menjadi tertarik untuk ikut mengumpulkan sampah dari Sungai Citarum. Akhirnya, banyak warga mengikuti jejak Indra dan kini bergabung dalam Yayasan Bening Saguling.
Jalan Indra merestorasi Sungai Citaruum melalui pemberdayaan masyarakat sekitar menemui berbagai tantangan. Salah satunya, izin keluarga yang pada awalnya tak dia kantongi.
“Keluarga tidak menerima, saya lulusan perguruan tinggi jadi pemulung,” kata Indra.
Dia juga mendapat cemoohan dari orang-orang luar rumah. Namun, tantangan itu menjadi semangat untuk membuktikan langkah yang diambil bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.
Saat ini, Indra bersama Yayasan Bening Saguling merupakan bagian dari pihak yang berperan meningkatkan indeks kualitas air Sungai Citarum. Indra juga telah menjadikan masyarakat sekitar Sungai Citarum lebih berdaya. Dia membuktikan, pendidikannya hingga menjadi sarjana terpakai dalam membangun Yayasan Benig Saguling.*
No Comment