Blog

KOTA BANDUNG – Tim Satgas Citarum Harum terus memantau kondisi limbah cair yang dibuang pihak hotel untuk memastikan kebersihan Sungai Citarum. Pada Selasa (3/10/2023), tim Citarum Harum Sektor 22 melakukan inspeksi mendadak ke dua hotel di Jalan Ir. H. Juanda dan Jalan Supratman, Kota Bandung.

Dalam inspeksi mendadak itu, tim mengecek keberadaan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), sistem kerja IPAL hingga baku mutu limbah cair yang keluar dari IPAL di kedua hotel. Dari hasil sidak diketahui kedua hotel sudah memiliki IPAL.

Namun, IPAL di hotel pertama yang disidak perlu diperbaiki karena menggunakan tabung biogas. Pihak hotel diberi waktu maksimal satu bulan untuk memperbaiki IPAL. Sementara, di hotel kedua, IPAL sudah beroperasi dengan baik.

Adapun, level pH limbah cair yang keluar IPAL di dua hotel itu sudah sesuai baku mutu. Level pH limbah cair harus diatas 5 dan limbah tidak berbau.

Komandan Sektor 22 Satgas Citarum Harum Kolonel Inf. Drs. M. Sigit Saksono,.M.M mengatakan, ada dua sistem pengolahan limbah cair yang biasanya diterapkan pengelola industri. Pertama, limbah cair ditampung dan disedot oleh pihak ketiga ke pembuangan limbah. Sistem kedua, limbah diolah melalui IPAL lalu dibuang ke selokan.

Dikatakan Sigit, usai inspeksi mendadak, tim Satgas Citarum Harum akan melakukan pengawasan ke hotel yang telah disidak dalam kurun waktu sebulan sekali.

“Target kami akhir tahun, sebanyak 75% industri di Sektor 22 sudah mengelola limbah dengan baik,” kata Sigit saat inspeksi mendadak.

Bagi pelaku usaha yang belum memiliki IPAL saat inspeksi mendadak, tim Satgas Citarum Harum akan memberi surat peringatan pertama hingga ketiga. Setelah surat peringatan ketiga, pelaku usaha diberi waktu sepuluh hari untuk memasang IPAL.

Menurut Sigit, pelaku usaha memiliki alasan kondisi keungan yang menurun usai pandemi Covid-19 sehingga belum memasang IPAL. “IPAL biayanya tinggi sehingga pengusaja berat. Kami edukasi beri pengetahuan kepada mereka tentang pentingnya IPAL,” ucap Sigit.*