Blog

Serunya Siswa SD Pelita Fajar Belajar Lingkungan Melalui Praktik Lapangan

KOTA BANDUNG – Mengajarkan siswa tentang pengelolaan sampah tidak melulu harus lewat teori. Siswa juga bisa diajak praktik langsung pengelolaan sampah di lapangan sehingga poses edukasi menjadi lebih menyenangkan dan berkesan.

Cara seperti itu dijalankan oleh SD Pelita Fajar, Jalan Jendral Sudirman Nomor 467. Kepala SD Pelita Fajar Apriany Listarida mengatakan, banyak praktik pendidikan lingkungan yang dijalani siswa, salah satunya ikut membersihkan sungai. Pada kegiatan itu, siswa berkesempatan belajar jenis-jenis sampah dan penanganan setiap jenis sampah dari sungai.

“Siswa lihat ada jenis sampah yang tidak pernah mereka lihat, seperti sampah kasur. Mereka bingung mengapa kasur dibuang ke sungai,” kata Apriany di SD Pelita Fajar, Selasa (23/1/2024).

Siswa SD Pelita Fajar juga belajar mengelola sampah di Sekolah Kang Pisman. Saat berkunjung ke Sekolah Kang Pisman, siswa diperkenalkan dengan jenis-jenis sampah dan cara mengompos.

Praktik langsung mengelola sampah juga dilakukan di dalam sekolah. Siswa secara bergantian ditugaskan membuang sampah dari tempat sampah di kelas ke tempat sampah lebih besar di luar kelas.

Setiap Senin, ada gerakan pungut sampah di SD Pelita Fajar. Siswa yang melanggar aturan saat upacara diminta untuk memungut sampah di lingkungan sekolah.

Menurut Apriany, edukasi lingkungan dengan praktik sangat efektif untuk menumbuhkan kesadaran siswa menjaga ligkungan.

“Kalau teori kita bisa baca, lalu lupa. Kalau praktik, anak-anak lebih ingat. Pengalaman berharga, suatu saat mereka lulus, bisa dipraktikkan di luar sekolah,” ujar Apriany.

Selain itu, pendidikan dengan cara praktik dapat menumbuhkan kesan lebih mendalam dalam diri siswa. Hal itu karena siswa melihat langsung dan berinteraksi dengan hal yang dipelajari, yakni sampah.

Salah satu siswa yang juga menjadi duta lingkungan SD Pelita Fajar Lingzy Bunata Ferry mengatakan, mendapat banyak pengalaman praktik terkait pendidikan lingkungan dari SD Pelita Fajar. Lingzy pernah belajar menanam anggur dan mengenal jenis-jenis sampah saat berkunjung ke sebuah bank sampah di Cibiru. Dia juga ikut berkunjung ke Sekolah Kang Pisman dan belajar membuat ecobrick serta pengelolaan sampah organik dengan maggot.

“Senang gara-gara banyak praktik, kalau di sekolah teori saja. Kalau praktik langsung jadi ingat cara-caranya,” ucap Lingzy.

Siswa lain Leander Oey Vince Elmer juga senang banyak praktik pendidikan lingkungan di sekolahnya. Menurut Elmer, belajar lingkungan secara praktik langsung lebih seru karena merasa seperti bermain.

Siswa pun lebih meresapi hal yang dipelajari. Contohnya Elmer yang di rumah meminta orangtuanya menyediakan tiga jenis tempat sampah, yakni sampah organik, anorganik dan residu. Dia mengedukasi keluarganya untuk membuang sampah di tempat sampah yang sesuai peruntukkannya.

Dengan mengedukasi siswa, satu keluarga ikut teredukasi. Semakin banyak siswa teredukasi tentang lingkungan, semakin banyak pula warga sadar tentang pentingnya menjaga lingkungan.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.