Sesasesa, Bisnis Fesyen yang Fokus Pada Pelestarian Lingkungan
Selain berkutat dengan kain perca dan benang, dua pendiri sesasesa yakni Ratih Miranti dan Rasti Fitriana juga sibuk berkeliling daerah. Mereka bertemu dengan para Ibu untuk mengajarkan cara mendaur ulang sampah menjadi sebuah produk.
Di Ciwidey misalnya, Ratih membimbing para Ibu memanfaatkan sampah plastik menjadi tas. Sementara, di Soreang, Ratih menemukan banyak sampah tali tambang sehingga dia mengajarkan Ibu-ibu membuat hiasan rumah dari bahan tersebut.
“Kami olah sampah sesuai dengan sampah yang ada di lingkungan masing-masing. Ternyata sampah di sekitar kita bisa didaur ulang,” kata Ratih di Buah Batu, Jumat (16/8/2024).
Meski memiliki jadwal padat menjalankan bisnis daur ulang sisa kain, Ratih dan Rasti rela menyempatkan diri mengedukasi masyarakat. Mereka ingin masyarakat bertanggungjawab terhadap sampahnya.
Dalam hal fesyen, Ratih ingin masyarakat tak hanya membeli produk fesyen, tetapi juga bertanggung jawab terhadap sampah fesyen.
Nilai pelestarian lingkungan ini juga diterapkan Ratih pada bisnisnya sesasesa. Dia memanfaatkan kain sisa dari perusahaan fesyen untuk dijadikan pakaian dan aksesoris unik.
Ternyata, nilai pelestarian itu menjadi keunggulan sesasesa hingga menarik bagi pelanggannya. Salah satu pelanggannya yakni Rumah Wakaf Indonesia.
Head of Communication and Impact Rumah Wakaf Yesi Mariska Indira menuturkan, nilai yang dipegang pendiri sesasesa untuk melestarikan lingkungan sejalan dengan prinsip Rumah Wakaf Indonesia. Oleh karena itu, Rumah Wakaf Indonesia kerjasama dengan sesasesa membuat wadah kreatif untuk mengolah sampah menjadi produk baru. Mereka memberdayakan lebih banyak Ibu rumah tangga dan orangtua tunggal dalam proses produksi sampah.
Dari segi desain, Yesi tertarik pada produk sesasesa yang tergolong unik. Sisi etnik yang ditampil sesasesa menjadi daya tarik tersendiri.
Setiap produk pun menggunakan kain perca berbeda dengan produk lain. Dengan demikian, tidak ada produk yang benar-benar sama antara satu dengan lainnya.
“Akan ada satu ciri khas secara garis besar, tetapi pas pakaian dipakai, unik sendiri. Jadi personifikasi fesyen kita, itu menarik,” ucap Yesi.
Kreativitas sesasesa dalam mendaur ulang kain perca diapresiasi oleh Yesi. Terlebih penting lagi, pelestarian lingkungan yang digaungkan pendirinya patut dicontih oleh industri fesyen lain.*
No Comment