Blog

Siswa SMAN 1 Bandung “Ngumpul” untuk Belajar Pengelolaan Limbah Minyak Jelantah

KOTA BANDUNG – Para remaja di Bandung didorong untuk menjadi generasi penerus yang peduli lingkungan. Untuk itu, edukasi tentang cara menjaga alam perlu diberikan kepada mereka, seperti yang dilakukan oleh perusahaan rintisan pengumpul minyak jelantah Noovoleum untuk siswa SMAN 1 Bandung.

Puluhan siswa antusias mendengarkan ilmu-ilmu tentang jenis-jenis sampah dan pengelolaan sampah dari Noovoleum di aula SMAN 1 Bandung, Selasa (30/1/2024). Salah satu sampah yang mencemari lingkungan adalah limbah minyak jelantah.

Engineering Manager Noovoleum Langgam Bagaspratomo menuturkan, minyak jelantah yang dibuang sembarangan bisa mencemari laut. Minyak yang mengambang di permukaan air menghambat sinar matahari dan oksigen masuk menembus bawah laut. Akibatnya, proses fotosintesis tanaman di bawah laut tidak bisa berlangsung baik.

Minyak yang dibuang ke saluran air juga bisa menyumbat aliran air sehingga merugikan pemilik rumah. Melihat dampak negatif tersebut, minyak jelantah sebaiknya dikelola menjadi sumber energi terbarukan, seperti biodiesel dan bioavtur.

Indonesia menjadi produsen terbesar ketiga penghasil minyak jelantah, setelah Tiongkok dan India. Produksi minyak jelantah di Indonesia mencapai 3 miliar liter pertahun dari rumah tangga, hotel dan restoran.

“Namun, lebih dari 90% minyak jelantah tidak diolah, masih dibuang ke sungai lewat selokan. Ini menimbulkan masalah lingkungan,” ucap Langgam dalam acara Raksha Bumi di SMAN 1 Bandung, Selasa (30/1/2024).

Noovoleum berinisiatif mengumpulkan minyak jelantah dari masyarakat untuk diolah menjadi sumber energi terbarukan. Masyarakat mendapat manfaat berupa uang Rp 6.521 untuk setiap liter minyak jelantah yang diberikan kepada Noovelum.

Pada acara tersebut, para siswa SMAN 1 Bandung diminta membawa minyak jelantah dari rumah. Uang hasil penukaran minyak jelantah akan digunakan untuk kas kelas.

Mendapat ilmu dari pihak Noovoleum, para siswa SMAN 1 Bandung berharap bisa berdampak positif bagi lingkungan dengan cara memberikan minyak jelantah untuk diolah. Salah satu siswa SMAN 1 Bandung Danisha mengatakan, baru pertama kali mengumpulkan minyak jelantah.

Danisha berharap, dengan tidak lagi membuang minyak jelantah, dia berkontribusi pada kelestarian lingkungan.

Siswa lain, Ahmad Maulana pun baru mengetahui bahwa minyak jelantah bisa dikelola. Dia bersyukur mengetahui hal baru tersebut sehingga bisa mencegah pencemaran lingkungan. Ahmad juga senang bahwa minyak jelantah yang diberikan bisa ditukar dengan uang.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.