Blog

SMPN 18 Bandung Bertekad Kuat Kelola Sampah

KOTA BANDUNG – Tekad siswa-siswa SMPN 18 Bandung untuk mengelola sampah tak perlu diragukan. Jam istirahat rela dimanfaatkan untuk memungut dan memilah sampah demi lingkungan sekolah yang bersih.

Pukul 12.00, bel tanda waktu istirahat berbunyi di SMPN 18 Bandung. Para siswa kelas IX-4 bersiap memakai sarung tangan dan membawa plastik ukuran besar. Mereka hendak memungut sampah di area sekolah.

Guru SMPN 18 Bandung yang juga Ketua program Adiwiyata Inne Susanti mengatakan, gerakan pungut sampah dilaksanakan setiap hari pada jam istirahat oleh siswa. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan bergantian oleh siswa-siswa setiap kelas.

Mereka menyisir sampah di lantai dasar dan lantai atas sekolah. Sampah dari tempat sampah maupun di halaman sekolah diambil, lalu dibuang ke plastik. Ada tiga plastik yang disediakan, yakni untuk sampah organik, anorganik dan residu.

Setelah lingkungan sekolah bersih, sampah yang terkumpul ditimbang. Siang itu, Kamis (8/8/2024), sebanyak 5 kilogram sampah plastik bernilai jual terkumpul. Sementara, volume sampah residu sebanyak 4 kilogram.

Sampah plastik kemudian dijual ke pengepul sampah yang berada tak jauh dari sekolah. Uang hasil penjualan dimanfaatkan untuk kas kelas dan program Adiwiyata.

Adapun, sampah residu akan diangkut oleh petugas kebersihan RW setempat.

“Kalau sampah organik, seperti sisa makanan dikelola dengan sistem loseda (lodong sesa dapur). Ada dua loseda di sini,” ucap Inne.

Sampah daun juga dikelola di dalam tanah dengan sistem tong komposter.

Bertahun-tahun mengelola sampah, Inne melihat dampak positif dari kebiasan itu.

“Banyak sisi positif, anak-anak berinisiatif bikin kebutuhan kelas dari daur ulang. Ada beberapa kelas yang bawa sampah dari rumah, lalu jual di pengepul sini untuk simpanan kas kelas,” kata Inne.

Seorang guru yang juga anggota Adiwiyata Windayani menuturkan, guru selalu mengingatkan para siswa untuk mengelola sampah. Siswa juga didorong untuk saling mengingatkan mengelola sampah. Bahkan, dibentuk siswa duta Adiwiyata yang bertugas mengingatkan teman-temannya memilah sampah.

“Kami juga laksanakan perlombaan kebersihan kelas tiap bulan. Anak-anak diberi hadiah, jadi ada kebanggaan kelas masing-masing,” ucap Windayani.

Tak hanya siswa, penjual di kantin diminta kooperatif dalam upaya mengelola sampah. Pihak sekolah meminta penjual menyediakan wadah makanan bernilai jual. Tujuannya agar wadah itu bisa dijual ke pengepul sampah dan tidak menimbulkan sampah di sekolah.

Berkat kemauan semua pihak mengelola sampah, SMPN 18 Bandung menjadi bersih. Kondisi itu juga dirasakan seorang siswa Fauziah Syifa.

Dia tidak merasa keberatan melaksanakan kegiatan pungut sampah di sekolah. Sampah tak mungkin tak berserakan apabila siswa tidak tergerak memungutnya lalu membuang ke tempat sampah.

Dia merasa lebih peduli terhadap lingkungan dengan adanya kegiatan pungut sampah di sekolah. Ilmu mengelola sampah dari sekolah bakal berguna bagi kehidupan sehari-hari.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.