Blog

KABUPATEN BANDUNG – Budaya masyarakat yang masih menganggap sungai adalah tempat sampah mengakibatkan Sungai Cirasea dipenuhi sampah. Adanya sungai membuat masyarakat terlena sehingga menganggap tidak perlu mengelola sampah.

Kondisi Sungai Cirasea di perbatasan Desa Ciheulang, Kecamatan Ciparay dan Kelurahan Wargamekar, Kecamatan Baleendah, dipenuhi sampah, Rabu (14/8/2024). Di beberapa titik, sampah bahkan menutupi semua permukaan sungai yang kering saat musim kemarau.

Tak hanya di dalam sungai, di bantaran sungai pun, sampah berceceran. Ada beberapa tumpukan sampah di bantaran sungai yang telah hangus dibakar oleh masyarakat.

Komandan Subsektor 2 Sektor 6 Satgas Citarum Harum Serka Andir Yulihartono mengatakan, sampah berasal dari wilayah yang lebih atas, yakni Desa Pakutandang, Desa Gunungleutik, Desa Serangmekar, Desa Bumi Wangi, dan Desa Ciheulang. Wilayah tersebut merupakan lokasi padat penduduk.

Satgas Citarum Harum kerap membersihkan sampah di hilir Sungai Cirasea yang berada di Muara Cikopo. Volume sampah yang diangkut dalam Sungai Cirasea pernah sebanyak 4 truk. Namun, setelah dibersihkan, sampah kiriman dari wilayah-wilayah itu selalu datang kembali memenuhi sungai.

Komandan Satgas Citarum Harum Sektor 6 Kolonel Inf Yanto Kusno Hendarto mengatakan, rata-rata tidak ada pengelolaan sampah di pemukiman masyarakat sepanjang Sungai Cirasea.

Tempat pembuangan sampah (TPS) pun tidak ada. Dengan demikian, masyarakat membuang sampah ke sungai.

“Kendala lahan juga. Lahan sudah dibeli (untuk TPS), tetapi masyarakat tidak mau karena bau,” kata Yanto di Baleendah, Rabu (14/8/2024).

Lahan yang telah disiapkan untuk TPS pun batal digunakan.

Untuk menyelesaikan masalah sampah di Sungai Cirasea, salah satu solusi yang dihadirkan Satgas Citarum Harum yakni dengan menyediakan insinerator. Ketua RW telah tertarik untuk menyediakan satu insinerator di setiap RW.

Masyarakat nantinya tinggal mengumpulkan sampah di pinggir sungai. Selanjutnya, sampah tersebut akan dibakar dengan insinerator.*