Blog

Tadinya Dipenuhi Sampah, Masyarakat Ubah Lahan Ini Jadi Hijau

KOTA BANDUNG – Ketekunan masyarakat Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiara Condong untuk menjaga lingkungannya tak perlu diragukan lagi. Mereka berhasil mengubah 4.000 meter lahan yang semula merupakan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah menjadi perkebunan yang rimbun.

Proses alih fungsi lahan itu tak sebentar dan memerlukan perjuangan. Ketua RW 9 Kelurahan Sukapura Ediana Kusman Suhendar mengatakan, butuh waktu dua tahun sejak 2018 hingga 2020 untuk membersihkan lahan dari tumpukan sampah yang tingginya mencapai 1,5 meter.

Sampah di atas permukaan tanah diangkut dengan eskavator lalu ditampung ke dalam truk dan dibuang. “Sementara, untuk membersihkan sampah plastik yang tertimbun di dalam tanah, masyarakat melakukannya secara manual dengan tangan,” kata Ediana di Kelurahan Sukapura, Rabu (3/1/2024).

Pembersihan sampah juga dibantu oleh petugas gorong-gorong dan kebersihan (gober) kelurahan Sukapura.

Setelah sampah dibuang, pada 2020, tanah bekas TPS sampah itu mulai ditanami tanaman. Namun, tanah perlu perlakuan khusus. Pengelola lahan memberikan banyak pupuk kandang untuk meningkatkan pH tanah.

Menurut Ediana, karena lahan sempat dipenuhi sampah, kadar keasaman tanah
kurang dari normal. Idealnya, kadar pH tanah 6,5.

Kemudian, tanah yang telah diberi pupuk kandang didiamkan sepekan sebelum ditanami tumbuhan.

Beberapa jenis tanaman sudah pernah ditanam dan dipanen, diantaranya jagung, semangka, brokoli, pisang, dan lainnya.
“Panen melon sebanyak 5 kuintal, sedangkan panen semangka sampai 1 ton,” ujar Ediana.


Memberikan penghasilan

Hasil panen dijual ke perusahaan, bandar pasar dan masyarakat sekitar. Dengan begitu, alih fungsi lahan dari TPS sampah menjadi perkebunan telah memunculkan mata pencaharian bagi warga. Terdapat 33 warga Sukapura yang bekerja sebagai pengelola lahan perkebunan itu.

“Kebanyakan warga di daerah sini kerja serabutan. Jadi sekarang ada penghasilan dari pertanian,” ucap Ediana.

Sebanyak 33 warga yang menjadi pengelola lahan sangat telaten merawat tanaman, meskipun mereka belajar mengolah lahan secara otodidak. Setiap pagi dan sore, tanaman disiram. Bahkan, saat musim kemarau lalu, para pengelola lahan membeli mesin air untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman.

Selain mendatangkan penghasilan, alih fungsi lahan juga menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

Salah seorang pengelola lahan Tatang Rohmana mengatakan, saat lahan difungsikan sebagai TPS sementara, bau tak sedap tersebar di sekitar pemukiman masyarakat.

Kesan kumuh juga terpancar akibat sampah yang berserakan. Kini, kesan kumuh itu telah hilang digantikan oleh lingkungan yang bersih dan tertata rapi.

Usai lahan TPS sampah beralih fungsi, masyarakat RW 9 pun belajar mengelola sampah secara mandiri. Sampah organik dari rumah tangga yang volumenya sebanyak 100 kilogram digunakan untuk pakan maggot.

Berkat upaya besar mengelola sampah, tak hanya masalah sampah yang teratasi, bahkan, kawasan ini kini masuk dalam Program Kampung Iklim (ProKlim) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.