Blog

Tak Disangka, Produk Lokal Keren Ini Ternyata dari Kain Sisa

KOTA BANDUNG – Banyaknya orang yang terkena pemutusan hubungan kerja saat pandemi Covid-19 empat tahun lalu mendorong Ratih Miranti untuk membuka bisnis fesyen yang sejalan dengan pelestarian lingkungan. Usaha yang dinamai sesasesa itu kini semakin berkembang dan berdampak positif pada lingkungan.

Saat ditemui di tempat usahanya daerah Buah Batu, Jumat (16/8/2024), Ratih memakai baju dan celana yang eksentrik. Bajunya yang berwarna dasar kuning ditempeli kain-kain perca berbagai pola. Begitu juga dengan celana birunya, memiliki tempelan kain-kain perca beraneka warna.

Baju dan celana itu dibuat Ratih dari kain sisa perusahaan pakaian. Pada saat awal mendirikan sesasesa, kain-kain sisa itu dia beli. Namun, kini, beberapa perusahaan pakaian memberi kain sisa secara cuma-cuma.

Ratih pernah mendapat 10 kilogram kain sisa dari perusahaan-perusahaan dalam satu kali kesempatan.

Tak hanya dipakai untuk diri sendiri, Ratih juga menjual hasil karyanya. Selain pakaian, ada topi, tas, hingga aksesoris, yang semuanya dari kain perca.

Produk yang dibuat dia desain dan jahit bersama rekan bisnisnya serta sejumlah penjahit yang dia sebut sebagai mitra. Para mitra ini lah yang emoat tahun lalu kehilangan pekerjaan karena pandemi Covid-19.

Berlatar belakang pendidikan tekstil, tak sulit bagi Ratih memadukan kain-kain perca itu menjadi satu produk. Salah satu tas buatannya dia buat hanya dalam waktu dua hari. Tas itu dia rajut sendiri dari sisa jeans.

Menurut dia, banyak anak muda tertarik dengan keunikan konsep produk yang dia buat, yakni memadukan kain perca menjadi satu produk menarik.

“Kami tidak asal padu padan kainnya sehingga nilai produknya bertambah. Dari sampah bisa jadi barang yang bagus,” kata Ratih.

Rekannya, Rasti Fitriana yang juga pendiri sesasesa menambahkan, padu padan kain perca menjadi tantangan yang dihadapi. Meskipun mendapat kain perca berbagai warna, Rasti harus berpikir menjadikan berbagai kain itu menjadi satu kesatuan yang harmonis. Dengam begitu, konsumen tertarik untuk membeli.

Dia juga terus berinovasi menciptakan produk baru dari kain perca. Dikatakan Rasti, dia menerima kain sisa jenis apapun untuk dibuat produk baru.

Peduli lingkungan

Bisnis ini dijalankan Ratih dan Rasti tidak semata untuk mencari penghasilan. Mereka memiliki visi agar industri fashion memiliki dampak yang baik terhadap lingkungan.

“Saya sadar sebenarnya salah satu penyumbang sampah itu dunia fashion. Mulai dari hulu ke hilir bisnis fesyen menghasilkan banyak sampah. Jadi, kami kepikiran manfaatkan perca buat bahan baku kami,” ucap Ratih.

Sesasesa memiliki slogan “runtah jadi kanyaah” atau sampah menjadi berkah. Dengan slogan itu, keduanya ingin mengubah pikiran orang tentang sampah, yang semula negatif menjadi sesuatu bernilai.

Ratih dan Rasti pun ingin menyadarkan masyarakat bahwa sampah menjadi tanggung jawab semua individu. Maka, manfaatkanlah sampah yang ada di rumah untuk didaur ulang.

“Saya ingin sekali bisnis sesasesa maju karena orang cuma berpikir buang sampah, tetapi tidak memanfaatkannya,” kata Ratih.

Dia pun senang saat ini semakin banyak industri fesyen yang menekuni usaha daur ulang kain. Dengan begitu, bumi terselamatkan, manusia pun bisa tetap hidup trendi.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.