Tak Hanya Cari Untung, Cafe Ini Juga Punya Visi Lestarikan Alam

Alam seindah itu menjadi berkah bagi Handi Subhandiawan, Chief Executive Officer Esa Coffee & Culture karena merupakan daya tarik cafenya. Oleh karena itu, dia berupaya maksimal tidak merusak alam, salah satunya dengan cara mengolah sampah secara mandiri.
Proses mengolah sampah dimulai dari membiasakan diri memilah antara sampah organik, anorganik dan residu. Kemudian, pada awal 2025, dia membuat empat lubang biopori di lingkungan cafenya.
Lubang berdiameter 50 sentimeter dengan kedalaman 1 meter tersebut dimanfaatkan untuk mengolah sampah organik, seperti dedaunan maupun bahan sisa memasak. Ampas kopi juga dimasukkan ke dalam lubang biopori.
Dia berencana membuat lebih banyak lubang biopori agar semua sampah organik dapat terolah.
“Sedekah paling sederhana dengan kita tidak mengganggu atau merepotkan orang lain, apabila kita tidak mengolah sampah dengan bijak, kita akan mengganggu orang lain,” kata Handi di Esa Coffe & Culture, Jumat (24/1/2025).
Sementara, sampah anorganik, seperti kardus, jerigen minyak, botol plastik, didaur ulang di bank sampah. Esa Coffee & Culture juga menjual minyak jelantah yang terkumpul sehingga tidak mencemari lingkungan. Hanya sampah residu yang belum diolah oleh Handi.
Eco green cafe
Perhatian Esa Coffee & Culture terhadap lingkungan terlihat dari visinya untuk menjadi eco green cafe. Dengan visi tersebut, kegiatan Esa Coffee & Culture selalu sejalan dengan kelestarian alam.
Untuk bisa sepenuhnya mewujudkan visi tersebut, banyak rencana yang disusun Handi. Salah satunya, membuat metode pengolahan sampah organik yang lebih variatif. Selain itu, Handi juga berencana mengurangi penggunakan plastik untuk wadah minuman yang dibawa pulang.
Handi pun berharap agar kebiasaan mengolah sampah di Esa Coffee & Culture dapat memantik keinginan masyarakat sekitar melakukan hal serupa. Komunitas, akademisi, dan pemegang kepentingan diharapkan turut berpartisipasi melestarikan lingkungan bersama Esa Coffee & Culture. Dengan begitu, kondisi alam pada masa mendatang bisa lebih baik.*
No Comment