Blog

Targetkan Nol Sampah, Pemkot Bandung Bangun Rumah Maggot di Setiap Kelurahan

KOTA BANDUNG – Kota Bandung telah membangun rumah maggot di 134 kelurahan untuk mengurangi pembuangan sampah organik ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Sarimukti. Peresmian Program Rumah Maggot di Kota Bandung dilaksanakan bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN), di Kelurahan Kujangsari, Kecamatan Bandung Kidul, Rabu (21/2/2024).

Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, Pemerintah Kota Bandung menargetkan nol sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Sarimukti. Untuk mewujudkan hal itu, Pemerintah Kota Bandung memberikan anggaran kepada setiap kelurahan untuk membangun rumah maggot. Ditargetkan, sebanyak 1 ton sampah organik bisa dikelola di rumah maggot setiap kelurahan.

Selain rumah maggot, sebelumnya Pemerintah Kota Bandung telah menjalankan program Kang Empos atau karung, ember, pengomposan. Program tersebut telah berjalan di 151 kelurahan dan sebanyak 20 persen masyarakat Kota Bandung sudah menerima karung, ember, kompos.

Dikatakan Ema, dengan upaya pengelolaan sampah oleh masyarakat, volume sampah dari Kota Bandung ke TPA Sarimukti sudah berkurang hingga 400 ton. Tinggal 900 ton sampah dari Kota Bandung yang dibuang ke TPA Sarimukti.

Jumlah kawasan bebas sampah di Kota Bandung pun telah bertambah menjadi 351 RW. Saat ini, 157.000 rumah sudah mampu memilah sampah.

“Kami ingin suatu waktu Kota Bandung jadi zero waste, sampah diselesaikan secara mandiri,” ucap Ema pada acara Peringatan HPSN sekaligus peresmian Program Rumah Maggot, di Keluraham Kujangsari, Rabu (21/2/2024).

Di Kelurahan Kujangsari, rumah maggot dibangun di RW 8. Petugas rumah maggot Kelurahan Kujangsari Lukman Nurhakim menuturkan, sebanyak 3.630 kilogram sampah organik dari Kelurahan Kujangsari telah dikelola di rumah maggot pada Januari 2024. Ditarget sebanyak 1 ton sampah organik akan dikelola oleh maggot bulan ini.

Sarana prasarana penunjang pengelolaan sampah telah disiapkan di rumah maggot, seperti boks dan mesin pencacah sampah organik.

Seorang warga Cucum Sumiati menyambut baik keberadaan rumah maggot. “Dengan adanya maggot, kami tidak terlalu bingung buang sampah rumah tangga. Bisa dikasih sendiri ke rumah maggot,” kata Cucum.

Dia yakin, keberadaan rumah maggot tak hanya bisa mengurangi sampah organik, tetapi membawa keuntungan. Hal itu karena maggot bisa dijual dan menjadi bisnis menjanjikan.*

No Comment

No Comments

Post a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.