Blog

KOTA BANDUNG – Kelurahan Rancabolang secara tegas menerapkan prinsip “tidak dipilah, tidak diangkut” terhadap sampah dari masyarakat. Bagi masyarakat yang tetap tidak memilah antara sampah organik dan anorganik, maka sampah tidak boleh dibawa ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Edukasi (TPSTE) Racabolang.

Lurah Rancabolang Hasan mengatakan, aturan tersebut berlaku di TPSTE Rancabolang sejak 14 Oktober 2024. Pihak kelurahan mengumumkan hal itu kepada masyarakat melalui ketua RW.

Untuk memastikan sampah yang masuk ke TPSTE sudah terpilah, sampah dalam karung dikeluarkan terlebih dahulu. Jika sudah terpilah, sampah organik lalu dikelola di TPSTE Rancabolang, sedangkan sampah anorganik dijual ke pengepul.

Apabila belum terpilah, maka petugas pengangkut sampah dari RW diminta mengembalikan sampah yang dibawa kepada pemiliknya.

“Kuncinya keberanian dengan meminta mereka (petugas sampah) putar balik kalau sampah belum dipilah, sempat adu mulut dulu,” kata Hasan di TPSTE Rancabolang, Rabu (30/10/2024).

Pihak Kelurahan Rancabolang bersiaga di TPSTE untuk memastikan sampah yang masuk sudah terpilah. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) juga diminta mengawasi sampah yang dibawa oleh petugas pengangkut sampah.

Menurut Hasan, pada awalnya setelah 14 Oktober 2024, masih ditemukan tumpukan sampah yang bercampur dari masyarakat. Semakin hari kesadaran masyarakat untuk memilah sampah semakin meningkat. Hal itu tampak dari tumpukan sampah yang sudah terpilah.

Kebiasaan memilah sampah sebetulnya sudah dimulai oleh masyarakat Kelurahan Rancabolang sejak Mei 2023. Saat itu, ketua RW diminta berkomitmen memilah sampah.

Dengan demikian, kewajiban untuk memilah sampah pada saat ini bukan hal baru bagi masyarakat Rancabolang.

Hasan yakin, dalam satu hingga dua bulan kedepan, masyarakat akan semakin terbiasa memilah sampah.

Salah satu warga Rancabolang Yudi Muhlis menyambut baik kewajiban memilah sampah di rumah. Dia menilai, kewajiban itu untuk kebaikan bersama agar tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti tidak kelebihan beban.

Dia khawatir, apabila TPA Sarimukti kelebihan menanggung beban sampah, akan terjadi kembali ledakan seperti di TPA Leuwigajah. Untuk mencegah kejadian itu, sampah yang masuk ke TPA Sarimukti perlu dipastikan hanya sampah residu.*